Sungguh diluar nalar berpikir kita pemirsa. Bagaimana tidak? VaR sebagai bagian dari teknologi yang difungsikan dalam sepakbola untuk melihat kejadian-kejadian sekecil mungkin yang tak terlihat oleh sang pengadil lapangan, namun enggan digunakan dalam situasi genting seperti itu, dimana kita butuh pengadil lain yang mampu membuktikan bahwa itu benar gol atau tidak.
Wasit berusia 35 tahun itu tak bergeming dengan protes pemain Timnas kita. Ternyata wasit Jepang tak kalah kualitasnya dengan wasit lokal yang membuat kontroversi-kontroversi yang merugikan Timnas kita.
Dengan skor akhir 3-3 ini selain membuat langkah kita tidak mulus melenggang ke babak berikutnya, juga membuka mata kita bahwa kualitas sepakbola nasional kita tidak kalah jauh dari Laos, tim yang dianggap lemah di kawasan Asia Tenggara.
Membuktikan bahwa kebangkitan sepakbola kita tidaklah signifikan, namun jalan ditempat, justru Laos lah yang bangkit sepakbolanya.
Jalan terjal meraih gelar pertama Piala AFF sepanjang sejarah keikutsertaan kita masih harus dilalui...
Salam Olah Raga
Salam Blogger Persahabatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H