Kelebihan dari kurikulum prototipe adalah mampu mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar siswa.
Kelebihan Kurikulum Prototipe
Kelebihan lain Kurikulum Prototipe daripada Kurikulum 2013 revisi maupun Kurikulum darurat akibat pandemi adalah dengan kembalinya Mata pelajaran informatika yang awalnya bersifat pilihan di Kurikulum 2013, menjadi wajib di kurikulum yang baru dan akan di terapkan mulai dari level SMP, karena kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu di miliki oleh peserta didik pada abad 21 apalagi di masa pandemi seperti ini, sehingga pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat penting dan vital.
Secara singkat kurikulum prototipe (2022) memiliki beberapa karakteristik utama yakni: (1) Pembelajarannya di rancang berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).
(2) Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. (3) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. (Pemaparan Kemendikbud).
Fokus Pada Pembelajaran Project Based Learning
Kurikulum 2013 sudah menekankan pada pengembangan karakter, namun belum memberi porsi khusus dalam struktur kurikulumnya. Dalam struktur kurikulum prototipe, 20 -- 30 persen jam pelajaran di gunakan untuk pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek.
Pembelajaran berbasis projek dianggap penting untuk pengembangan karakter, dimana akan memberi kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning), mengintegrasikan kompetensi esensial yang di pelajari peserta didik dari berbagai disiplin ilmu, struktur belajar yang fleksibel, pembelajaran yang mendalam (diskusi, kerja kelompok, pembelajaran berbasis problem dan projek, dll.) perlu waktu.
Disamping itu, materi yang terlalu padat akan mendorong guru untuk menggunakan ceramah satu arah atau metode lain yang efisien dalam mengejar ketuntasan penyampaian materi.
Kurikulum prototipe berfokus pada materi esensial di tiap mata pelajaran, untuk memberi ruang/waktu bagi pengembangan kompetensi -- terutama kompetensi mendasar seperti literasi dan numerasi -- secara lebih mendalam.
Menakar Kesiapan Guru