Pertama, masalah Hukum. Kita semua tau jikalau petahana atau paslon 01 adalah orang yang taat hukum dan belum pernah tersangkut masalah hukum yang menjerat beliau selama menjadi pejabat publik. Pak Jokowi bisa saya bilang 'sangat bersih' dai skandal, jeratan hukum, pun dari jebakan batman, maupun dari cobaan-cobaan untuk melakukan perbuatan melanggar, apalagi melawan hukum di negeri ini.
Selama menjabat, mulai dari Walikota, Gubernur, hingga Presiden selama 1 periode, beliau belum pernah melakukan skandal publik, tidak seperti pejabat-pejabat lainnya yang tergoda untuk memanfaatkan kekuasaan atau power yang dia miliki untuk memperkaya diri maupun keluarganya.
Kebijakan-kebijakan beliau di bidang Hukum juga sangat pro rakyat, misalnya: penerbitan Sertifkat Tanah Gratis bagi rakyat Indonesia, merupakan produk hukum luar biasa yang pro rakyat yang belum terjadi sebelum-sebelumnya.
Bisa kita bayangkan, andaikan program ini ada semenjak sepuluh tahun yang lalu? Pasti kasus-kasus serobot tanah, klaim tanah bisa sampai oleh 10 keluarga, hingga permainan jual-beli tanah bodong jarang kita temukan.
Mencabut 3.143 perda-perda bermasalah, menurunnya angka kecelakaan dan angka kejahatan berkat kuatnya peran kepolisian di negeri ini, suksesnya program Tax Amnesty yang meraup keuntungan sebesar 97,15 triliun Rupiah atau sebesar 60% dari target Rp 165 triliun, serta kesuksesan Jaksa Agung menyelamatkan keuangan negara sebesar 14,2 triliun Rupiah, merupakan sebahagian gambaran kesuksesan sang petahana di bidang Hukum.
Lantas begaimana dengan sang penantang? Wah saya belum berani berkata apa-apa karena beliau belum pernah menjabat sekelas walikota atau gubernur sebagai indikator saya untuk mempromosikan beliau.
Bahkan harus diakui kasus Hukum yang lama, terkait tragedi'98 masih harus menjadi PR besar yang harus beliau pertanggung jawabkan selama hidup beliau hingga di akhir hayatnya nanti.
Ya, kasus yang masih abu-abu dan sudah berumur 20 tahun ini kembali hangat diperbincangkan, tetapi belum tuntas siapa otak dan aktor intelektual di balik penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti dan melukai setidaknya 681 orang ini.
Yang menarik dari debat ini tentunya, "Bagaimana reaksi dan jawaban sang penantang ketika pertanyaan seputar Hukum dan HAM tersebut disematkan kepada mereka?", ini yang sangat menarik ditunggu, bagaimana komitmen mereka berdua, baik sang petahana maupun penantang dalam menuntaskan berbagai masalah HAM di negeri ini.
Oklah, sang petahana tidak terlibat dalam berbagai kasus HAM, tapi keberanian beliau dalam menuntaskan berbagai kasus sangat ditunggu oleh publik tanah air, terkhusus, "Kasus Penyiraman Air Keras Terhadap Novel Baswedan", yang hingga detik ini belum tuntas.
Faktor Kemenangan Debat Sang Petahana