Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Walau Dapat Bocoran, Belum Tentu Si Penantang Mampu Menangi Debat

15 Januari 2019   13:14 Diperbarui: 15 Januari 2019   18:00 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terasa, kita sudah memasuki bulan Januari di tahun 2019, tidak terasa pulak, kita akan disuguhkan berbagai intrik-intrik dan keseruan dalam bentuk debat Capres dan Cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2019 ini. Kita akan kembali disibukkan dengan pesta demokrasi, dimana rakyat Indonesia akan disuguhkan dengan menentukan pilihan demi Indonesia lima tahun, bahkan beberapa tahun ke depan.

Kitalah penentunya! Yah, saya, Anda, kita semua yang berasal dari berbagai suku, agama, bahkan dari berbagai profesi akan menjadi penentu kapal bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan dibawa kemana? Arah kita kemana? Apakah melanjutkan apa yang sudah kita rasakan dan akan menjadi lebih baik? Atau kita kembali mendapatkan arah yang berubah 1800 dari yang sudah kita rasakan?

Eh, rupanya tanggal 17 Januari 2019 sudah bakal terjadi "perang debat I" antara dua capres yang akan bertarung di Pilpres 2019.

"Tidak terasa! Waktu terus berjalan!" gumamku dalam hati dan langsung tancap gas untuk menuliskan bagaimana peta persaingan dan hasil akhir debat antara sang petahana 01 vs sang penantang 02.

Memang jauh-jauh hari sudah ada psywar (Psychological Warfare) atau biasa disebut perang urat syaraf yang sudah dilontarkan oleh kedua belah pihak, terutama pihak penantang atau 02 yang selalu membuat alibi "selalu salah" apa yang diperbuat oleh sang petahana.

Psywar yang selama ini kita kenal di dunia sepakbola, dimana sang aktor yang beken memerankan peran ini adalah "si mulut besar" eks pelatih MU, Jose Mourinho, selalu melontarkan pernyataan-pernyataan yang membuat kubu lawan merah kupingnya, emosi memuncak hingga ke ubun-ubun kepalanya.

Strategi memanas-manasi kubu lawan dengan kalimat-kalimat provokatif, menyinggung, dan mengoyahkan mental lawan ternyata juga kental terjadi ketika Pilpres 2019 akan berlangsung, tidak percaya?

Faktanya, sang kubu penantang sudah sangat sering, bahkan sudah selalu melontarkan kalimat-kalimat yang bernada provokatif tanpa disertai data dan fakta yang jelas dan sumbernya kredibel.

Contoh, pernyataan: "Indonesia bubar 2030" adalah sebuah pernyataan mengejutkan dan membuat seantero dunia blingsatan. Bagaimana tidak? Kutipan novel fiksi berjudul, "Ghost Fleet" dijadikan bahan oleh penantang untuk menakut-nakuti bangsa Indonesia, padahal keadaan negara kita baik-baik saja.

Belum lagi, "Tempe setipis ATM, harga sepiring nasi ayam di Indonesia 50 ribu rupiah, lebih mahal dari di Singapura yang hanya sekitar 3,5 dolar atau setara 35 ribu rupiah, RS yang dibilang dipukuli, padahal operasi plastik, hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos, hingga terbaru profesi dokter gajinya lebih kecil dari tukang parkir".

Ini benar-benar psywar tingkat dewa yang membuat banyak masyarakat percaya dan terjebak sendiri, karena literasi yang rendah membuat mereka asal terima informasi dan sebarkan ke semua orang, baik lewat media sosial, maupun dari mulut ke mulut langsung, hingga menimbulkan pro dan kontra, hingga perdebatan sengit yang menimbulkan perang urat syaraf tak terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun