Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar dari Burung Jalak dan Kerbau: ASEAN Mencari "Kutu" sebagai Objek Pemersatu

18 Juni 2023   19:21 Diperbarui: 18 Juni 2023   19:50 2283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana diketahui, dari segi pendapatan, teknologi, dan kualitas SDM ada ketimpangan dengan simpangan jauh. Misal Kamboja mayoritas rakyatnya hanya mengenyam pendidikan SD. Sedangkan Singapura mayoritas tamat SMA sampai sarjana. Kerjasama di ASEAN seolah mengawinkan dua makhluk dengan spesies berbeda.

Dari sisi pendapatan juga beragam. Data yang dirilis Worldatlas.com pada 2021; Singapura menduduki peringkat tertinggi dengan pendapatan perkapitanya US$65.233, Brunei US$31.086, Malaysia US$11.414, Thailand US$7.806, Indonesia US$4.135, Filipina US$3.485, Vietnam US$2.715, Laos US$2.534, Kamboja US$1.643, Timor Leste US$1.560 sedangkan Myanmar US$ 1.407.

Walaupun secara rata-rata pendapatan perkapita ASEAN masuk kategori menengah atas yakni US$5.833. Namun hal itu tidak merata untuk semua negara.

Menurut klasifikasi Bank Dunia, negara ASEAN pendapatannya terbagi dalam tiga tingkatan: high income (>USD12.535) hanya Singapura dan Brunei Darussalam; Upper Middle Income (USD4.046-USD12.535) Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Lower Middle Income, (USD1.036-USD4.045) Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja, Timor Leste dan Myanmar.

Persoalan ASEAN cukup jelas; akarnya ketimpangan pendapatan. Untuk itu perlu upaya pemerataan distribusi sumber daya ke semua negara ASEAN.

Sumber daya dalam hal ini; barang, manusia, dan modal. Untuk distribusi komoditas barang, ASEAN menyepakati adanya pasar bebas ASEAN (MEA); yang berlaku efektif 1 Januari 2016. Liberalisasi perdagangan regional ini akan menghilangkan hambatan-hambatan yang memungkinkan distribusi barang dan jasa bisa lebih cepat dan luas.

Terkait lalu lintas orang, ASEAN juga menyepakati ASEAN Agreement on the Movement of Natural Persons (MNP)  untuk mengatur pergerakan tenaga kerja profesional.  Selain itu ASEAN juga memberlakukan kebijakan saling memberi fasilitas visa on arrival untuk wisatawan. Misal Myanmar walau terkenal tertutup memberi celah 14 hari kunjungan bebas visa kepada wisatawan asal Indonesia.

  

Faktor utama aliran distribusi barang, jasa, dan manusia adalah modal atau uang. Jadi yang harus diselesaikan--dan ini yang paling penting--membuat mekanisme terintegrasi, mudah, dan murah yang bisa mengalirkan uang ke seluruh negara ASEAN; baik yang berkategori kaya maupun miskin.

Ini adalah tantangan dan juga peluang karena harus mengintegrasikan teknologi dan juga kebijakan yang tidak sama di antara negara ASEAN. "Kutu" di ASEAN sudah ditemukan: Mekanisme Aliran Uang!

Solusi dari Bank Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun