Semoga sukses Pak Agung Webe atas peluncuran novel 'Loop' ini.
Ask HamzahÂ
Buku novel 'Loop' mengisahkan seorang wanita bernama Jena yang menemukan bahwa hidupnya terjebak dalam pola berulang yang misterius. Jena berkali-kali mengalami kematian dan kelahiran di waktu dan tempat yang berbeda. Dari menjadi istri Seto Damar di Kerajaan Giri Kedaton pada tahun 1614 yang menghadapi pengkhianatan Tumenggung, hingga menjadi chef restoran di New York pada tahun 2030 yang berhadapan dengan insiden tragis.
Pengalaman hidupnya yang kompleks membawa Jena pada pencarian intens tentang teori di balik fenomena ini. Jena bertemu dengan Prof. Yasir Al-Khawarizmi, yang melakukan riset mengenai historical genom dan mengajaknya menjadi sukarelawan eksperimen ilmiah. Jena menjelajahi berbagai sudut pandang ilmiah dan filosofis, hingga akhirnya menyadari bahwa pemahaman tentang realitas tidak hanya terletak pada pengamatan objektif tetapi juga pada kesadaran subjektif individu.
'Loop' merupakan novel fiksi ilmiah yang menggabungkan tema filsafat, psikologi, spiritualitas, dan fisika kuantum, serta menantang pemahaman konvensional tentang realitas. Novel ini juga menyuguhkan refleksi diri yang membuat kita lebih sadar dan waspada terhadap setiap pilihan dan keputusan hidup.
'Loop' menyampaikan pesan mendalam tentang pencarian makna hidup dan identitas diri. Jena mengeksplorasi bagaimana pengalaman berulang dapat mempengaruhi kesadaran manusia dan cara kita memahami realitas. Novel ini juga menggugah pembaca untuk mempertanyakan konsep waktu, apakah hidup kita diatur oleh pola-pola yang tak terlihat dan bagaimana kita bisa menemukan makna dalam pengulangan tersebut. Realitas dan makna hidup tidak bersifat mutlak, melainkan terbentuk dari perspektif dan pengalaman individu.
Misteri utama dalam 'Loop' adalah fenomena pengulangan waktu yang dialami oleh Jena. Novel ini penuh dengan teka-teki dan pertanyaan yang menantang pemahaman tradisional tentang waktu dan eksistensi. Misteri ini tidak hanya melibatkan aspek ilmiah tentang loop, tetapi juga aspek psikologis tentang bagaimana manusia merespons dan beradaptasi terhadap pola berulang dalam hidup mereka. Akhir cerita tetap terbuka, menyisakan ruang bagi pembaca untuk merenungkan implikasi dari teori loop dan bagaimana kesadaran mereka sendiri mungkin dipengaruhi oleh siklus yang tak terlihat.
Roby Martin
Sebagai penggemar karya-karya Bapak Agung Webe, saya baru saja menyelesaikan novel "LOOP" yang merupakan karya terbaru beliau, dan saya merasa sangat terinspirasi oleh kisah ini. Novel ini menawarkan lebih dari sekadar cerita menarik; ia membawa pembaca pada perjalanan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, dan makna keberadaan kita di alam semesta.
Tokoh utama, Jena, mengalami pengalaman mendekati kematian yang berulang kali membuatnya merenung tentang esensi kehidupan. Pengalaman-pengalaman ini bukan hanya menakutkan, tetapi juga penuh makna dan pencerahan. Jena mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar kehidupan duniawi yang ia jalani sehari-hari. Ia merasakan keterikatan dengan alam semesta, sebuah koneksi yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Penulis berhasil menggambarkan perjalanan batin Jena dengan sangat baik, membuat kita merenung tentang kehidupan kita sendiri.
Salah satu aspek yang paling saya sukai dari novel ini adalah bagaimana setiap pengalaman mendekati kematian memunculkan pertanyaan-pertanyaan mendalam dalam benak Jena. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya membuatnya merenung tentang kehidupan dan kematian, tetapi juga tentang perannya di dunia ini. Jena berkeyakinan bahwa setiap orang memiliki peran unik dan penting dalam kehidupan, dan bahwa hidup dan mati adalah dua sisi dari satu koin yang sama. Pandangan ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana kita melihat kehidupan dan bagaimana kita menghadapi kematian.