Jadi, sebaiknya pemerintah harus lebih aware dengan populasi orang tua di daerah terdampak, agar tidak terinfeksi. Misalnya di wilayah Jabodetabek, seberapa pedulikah pemerintah melindungi mereka dari paparan virus ini?
Di luar masalah usia, faktor penyakit bawaan juga ikut menyumbang angka kematian cukup besar.
Kesimpulan Kemenkes dari 5 kematian yang terjadi di Indonesia terkait Corona: tak satu pun secara utuh 100% penyebabnya adalah dia. Mesti ada sebab lain, bukan faktor tunggal (detik.com, 15/3/2020).
Titik kelemahan kita juga adalah pengawasan perbatasan seperti bandara dan pelabuhan. Kasus-kasus infeksi yang muncul cukup banyak yang termasuk kategori imported case. Perlu lebih ketat, terutama dari negara terjangkit, yang sudah mengalami fase transmisi lokal.
Bagaimana dengan dokter atau perawat yang sakit terinfeksi?
Inilah yang menjadi keprihatinan kita.ebagai garda terdepan yang langsung berhadap-hadapan dengan virus tersebut, mereka itu berkorban luar biasa. Pemerintah perlu memikirkan siklus kerja tenaga medis agar tidak terlalu overtime sehingga malah memperburuk imunitas. Keselamatan mereka perlu mendapat perhatian.
China sudah punya cukup pengalaman yang bisa kita tiru agar pengelolaan jam kerja tim medis bisa manusiawi. Barangkali ada di buku panduan mereka yang sudah kita terima tempo hari. Coba cek daftar isi, ada di halaman berapa.
Demikian beberapa catatan data soal Corona. Meski lebih setuju pembatasan ketat, saya tidak alergi juga dengan lockdown. Monggo, asal jangan blunder lagi. Repot.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H