Dan, begitu ada kesempatan bertemu sel inang yang cocok barulah virus akan melakukan replikasi/memperbanyak diri dengan cara memanfaatkan fasilitas (baca: membajak) berupa organel dan sistem metabolisme yang ada di dalam sel inang tersebut.
Virus adalah parasit mutlak (obligat). Berdasarkan inangnya maka dikenal pula istilah virus manusia (human viruses), virus hewan, virus tumbuhan, dan seterusnya.
Mekanisme pembajakan dimulai ketika virus sudah menempel tepat di permukaan membran sel inang.
Virus akan melubangi membran sel tersebut dengan enzim tertentu. Setelah bolong, barulah materi genetik si virus (DNA atau RNA yang berukuran sangat pendek) akan diinjeksikan ke dalam sel; Â sementara tubuh yang berupa cangkang protein ditinggal begitu saja di luar.
Seperti kuda troya, cuma kudanya malah ditinggal di gerbang kota, gak ikut masuk.
Kalau sudah begitu tinggal tunggu waktu saja, ibarat macan yang sudah menerkam tengkuk mangsanya. Sel inang sudah --katakanlah-- 80% "dikuasai" perompak yang tak diundang.
Ketika sudah terselip di dalam susunan materi gen sel inang, maka DNA atau RNA virus dapat memberi perintah untuk menggandakan diri secara otomatis.Â
Bahan-bahan untuk membentuk individu baru sudah tersedia di dalam cairan sel (sitoplasma); mesin-mesin perakitan juga tinggal pinjam, Â yaitu enzim-enzim replikator dan organel pembentuk protein yang disebut ribosom.
Dengan bantuan enzim-enzim sel inang sendiri, DNA atau RNA virus akan melakukan replikasi untuk mengisi tubuh virus baru; sementara pembentukan cangkang (kapsid) dan protein-protein yang lain akan dikerjakan oleh ribosom.
Gampang kan? Modalnya cuma modal dengkul, itu pun dengkulnya sel inang.