Mohon tunggu...
Agung Parningotan
Agung Parningotan Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110020 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 4 - Pemeriksaan Pajak - Kritik dan Evaluasi Compliance Risk Management dalam Perspektif Aristoteles, Cartesia, dan Nash

8 Oktober 2024   21:34 Diperbarui: 8 Oktober 2024   21:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul K04_Modeling Compliance Risk Management (CRM), dok. Prof Apollo

Mengapa Teori Permainan Relevan?
Teori permainan sangat penting dalam CRM karena memberikan kerangka untuk memahami bagaimana aktor dalam organisasi bertindak berdasarkan kepentingan pribadi mereka. Dalam banyak kasus, CRM yang hanya mengandalkan aturan dan regulasi gagal memperhitungkan bahwa aktor di dalam organisasi tidak selalu mematuhi aturan karena adanya aturan tersebut, melainkan karena mereka memiliki motivasi atau insentif yang mempengaruhi perilaku mereka.

Teori Permainan dalam CRM
Penerapan teori permainan dalam CRM dapat dilakukan dengan cara merancang insentif yang menciptakan keseimbangan strategis antara kepentingan karyawan, manajemen, pemegang saham, dan regulator. 

Insentif yang efektif tidak hanya mengharuskan aktor untuk mematuhi peraturan, tetapi juga memberikan manfaat yang membuat kepatuhan tersebut menjadi pilihan yang rasional dan menguntungkan bagi mereka. Sebagai contoh, program bonus atau penghargaan bagi karyawan yang berkontribusi terhadap budaya kepatuhan dapat memotivasi mereka untuk berperilaku sesuai aturan.

Di sisi lain, sanksi yang diterapkan harus cukup kuat untuk mencegah perilaku melanggar. Namun, sanksi saja tidak cukup; pendekatan CRM berbasis teori permainan juga menekankan pentingnya insentif positif.

 Aktor dalam organisasi akan berperilaku sesuai dengan strategi yang mereka anggap paling menguntungkan, baik itu mematuhi atau melanggar aturan. Dengan menyeimbangkan antara sanksi dan insentif, organisasi dapat memastikan bahwa aktor akan mematuhi aturan karena itu merupakan pilihan terbaik bagi mereka dari sudut pandang strategis.

Evaluasi CRM yang menggunakan teori permainan menuntut fleksibilitas dalam kebijakan serta pemahaman mendalam mengenai motivasi aktor. Strategi CRM tidak boleh dipandang sebagai pendekatan yang statis, melainkan harus terus diperbarui berdasarkan dynamika kepentingan dan perubahan dalam lingkungan regulasi dan bisnis.

 Dalam konteks teori permainan, organisasi harus selalu siap untuk menyesuaikan kebijakan CRM mereka guna mencapai keseimbangan strategis yang ideal antara berbagai aktor yang terlibat. Dengan begitu, kepatuhan bukan lagi sekadar kewajiban, tetapi menjadi pilihan rasional yang memberikan manfaat nyata bagi semua pihak yang berinteraksi dalam sistem.

Modul K04_Modeling Compliance Risk Management (CRM), dok. Prof Apollo
Modul K04_Modeling Compliance Risk Management (CRM), dok. Prof Apollo

Evaluasi dan Kritik

Etika (Aristoteles): Evaluasi dari sudut pandang Aristoteles menunjukkan bahwa CRM saat ini sering mengabaikan aspek pengembangan karakter moral individu. Karyawan yang hanya mengikuti peraturan karena adanya ancaman hukuman tidak menghasilkan kepatuhan yang berkelanjutan. Kritiknya adalah bahwa CRM harus menekankan pentingnya integritas dan moralitas sebagai nilai inti dalam organisasi.

Skeptisisme Rasional (Descartes): Dari sudut pandang Descartes, kritik utama terhadap CRM adalah kurangnya evaluasi yang berkelanjutan terhadap efektivitas kebijakan yang ada. Banyak organisasi mengandalkan aturan yang sudah ketinggalan zaman dan gagal memeriksa relevansinya secara kritis. CRM yang sukses harus menanamkan budaya skeptisisme rasional, di mana evaluasi yang cermat dan terus-menerus dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun