Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memuliakan Guru Ngaji dan Ulama, Membangun Peradaban Penuh Kejayaan

21 November 2024   16:03 Diperbarui: 21 November 2024   17:33 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghormati guru ngaji adalah menghormati ilmu dan masa depan umat.|Image: Ilustrator AFM

Kisah-kisah ini bukanlah dongeng, melainkan realitas pahit yang dialami oleh para guru ngaji dan pendidik agama di negeri ini. Sosok-sosok yang sejatinya membawa lentera peradaban justru sering terpinggirkan, dihargai seadanya, bahkan diabaikan. 

Bagaimana mungkin ilmu yang semestinya menjadi warisan paling berharga dihargai dengan ketidakadilan? Akankah kita tetap diam saat pilar-pilar pengetahuan dan moralitas dibiarkan rapuh oleh perlakuan kita sendiri? 

Pelajaran dari Kejayaan Islam

Mari kembali ke masa keemasan Islam di bawah kekhalifahan Abbasiyah. Peradaban yang saat itu memimpin dunia tak lepas dari penghormatan besar terhadap para ulama dan guru ngaji. Dalam kitab an-Nafaqt wa Idratuh f ad-Daulah al-'Abbsiyyah karya Dr. Dhaifullah az-Zahrniy, tercatat bahwa pengajar di masa itu mendapat gaji sebesar 1000 dinar per tahun (setara 3,9 miliar rupiah per tahun atau sekitar 325 juta rupiah per bulan).

Guru ngaji yang lebih mendalami ilmu Al-Qur'an menerima hingga 2000 dinar per tahun (sekitar 650 juta rupiah per bulan). Bahkan ulama ahli, yang menguasai banyak cabang ilmu agama, bisa mendapatkan 4000 dinar per tahun (setara 1,3 miliar rupiah per bulan). Khalifah Harun ar-Rasyid pun pernah memberikan dana khusus sebesar 3000 dinar kepada Imam Malik untuk membeli rumah.

Penghargaan finansial ini tidak hanya mencukupi kebutuhan mereka, tetapi juga mencerminkan penghormatan yang mendalam kepada ilmu dan dakwah.

Mengapa Penghargaan Itu Penting?

Kesejahteraan guru ngaji dan ulama adalah fondasi bagi kemajuan ilmu dan peradaban. Ketika mereka diberi penghargaan yang layak, mereka dapat fokus mendidik generasi umat tanpa terganggu oleh tekanan ekonomi. Dengan demikian, mereka mampu melahirkan individu-individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam keimanan.

Bahkan, kesejahteraan ini menjadi pilar penting dalam membangun keikhlasan. Ikhlas bukan berarti mengabaikan hak-hak materiil. Sebaliknya, kesejahteraan adalah alat agar mereka bisa mengabdi sepenuhnya kepada dakwah tanpa beban duniawi yang berat.

Pentingnya Kolaborasi: Tanggung Jawab Bersama untuk Memuliakan Guru Ngaji 

Jika kenyataan menunjukkan bahwa pemerintah belum mampu sepenuhnya memenuhi kewajiban untuk memuliakan para guru ngaji, maka tanggung jawab tersebut harus diemban bersama oleh seluruh elemen masyarakat. Sinergi ini bukan hanya diperlukan, tetapi menjadi kunci utama untuk memastikan keberlangsungan dakwah Islam yang berkesinambungan. Berikut adalah langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun