7. Fokus pada Penilaian Allah, Bukan Penilaian Manusia
Akhirnya, kita diajak untuk selalu memusatkan perhatian pada pandangan Allah, bukan pada pandangan manusia. Allah SWT berfirman:
“Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah: 8)
Kemuliaan sejati ada pada cinta dan ridha Allah. Penilaian manusia hanyalah sementara, tetapi penilaian Allah abadi. Dalam kehidupan ini, mungkin kita tak selalu mendapatkan pengakuan atau penghargaan dunia, tetapi kita harus yakin bahwa Allah selalu melihat niat, perjuangan, dan keikhlasan kita. Hanya Dia yang menjadi tujuan utama kita.
Kesimpulan
Amalan yang diterima oleh Allah adalah rahasia-Nya yang mendalam. Pintu taubat yang selalu terbuka memberi kita harapan untuk memperbaiki diri. Amalan terakhir menjadi pengingat agar kita tetap istiqamah dalam iman hingga akhir hayat. Kemuliaan bukan pada fisik atau popularitas, tetapi pada kualitas ruh yang suci. Kita pun diingatkan bahwa kemuliaan tertinggi adalah dikenal dan dicintai oleh Allah dan penghuni langit, bukan sekadar popularitas di dunia. Takwa adalah standar kemuliaan di sisi Allah, bukan penilaian manusia.
Semoga kita menjadi hamba yang diterima amalnya, yang dicintai oleh Allah dan penghuni langit, serta dapat kembali kepada-Nya dengan hati yang tenang. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H