Kita diingatkan untuk menjaga kesucian ruh dengan mengisi kehidupan ini dengan amal yang ikhlas. Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim mengatakan:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian, dan tidak pula kepada penampilan kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amalan kalian.”
(HR. Muslim)
Ruh yang bersih adalah yang selalu dekat dengan Allah dan tidak terpengaruh oleh keduniaan. Inilah yang menjadi hakikat kemuliaan dalam Islam.
5. Penghuni Langit yang Mengenal Hamba yang Mulia
Banyak yang berlomba-lomba untuk dikenal manusia, namun lupa bahwa kemuliaan sejati adalah dikenal oleh penghuni langit. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, ‘Aku mencintai Fulan, maka cintailah dia.’ Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia.’ Lalu seluruh penghuni langit mencintainya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa kemuliaan hakiki adalah ketika seseorang dicintai oleh Allah dan para malaikat. Kemuliaan ini jauh lebih tinggi daripada sekadar popularitas atau pengakuan dunia.
6. Ukuran Takwa Sebagai Standar Kemuliaan
Allah SWT telah menetapkan ukuran kemuliaan dalam Islam adalah ketakwaan. Allah berfirman:
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan tidak diukur dari kekayaan, kedudukan, atau penampilan fisik, tetapi dari ketakwaan. Takwa adalah rasa takut yang mendalam kepada Allah, yang melahirkan ketaatan dan kedekatan kepada-Nya. Dalam takwa, kita menemukan ketenangan, kekuatan, dan keberanian untuk tetap berada di jalan kebenaran.