"Dalam setiap penghinaan, atau sikap meremehkan, senyatanya ada peluang untuk menunjukkan kemuliaan diri. Balaslah dengan kesabaran dan kebaikan, sehingga engkau menjadi teladan dalam akhlak Islami."
Dalam kehidupan ini, dalam konteks personal maupun profesional, setiap individu akan dihadapkan pada berbagai macam perlakuan dari orang lain, baik itu penghormatan maupun penghinaan.
Sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk memahami bagaimana bersikap dengan bijaksana dan berakhlak mulia dalam menghadapi orang yang meremehkan kita.
Ja'far bin Muhammad -rohimahumallah- pernah berkata, "Siapa yang memuliakanmu, maka muliakanlah ia .. dan siapa yang meremehkanmu maka muliakan dirimu darinya." (Roudhotul Uqola hal. 213).
Ucapan ini mengandung hikmah mendalam tentang bagaimana kita seharusnya bersikap terhadap orang yang meremehkan kita.
Mari kita bahas satu per satu solusi untuk mengatasinya :
1. Bersabar dan Tetap Tenang
Ujian pertama dan sikap tersulit untuk menghadapi penghinaan atau sikap meremehkan dari oleh lain adalah bersabar. Tetap tenang, dan terkendali. Jangan reaktif, jangan defensif. Ambil nafas, diamlah sejenak, dan jaga jarak dengan dengan masalahnya.
Bersabar memang mudah untuk diucapkan, namun bila kita tidak bisa bersabar, maka dapat dipastikan kita akan sulit untuk rida dan bersyukur.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Bersabarlah terhadap ucapkan mereka dan tinggalkan mereka dengan cara yang baik." (QS. Al-Muzzammil 73: 10).
Kesabaran adalah kunci utama dalam menghadapi ejekan atau perlakuan meremehkan dari orang lain. Jangan biarkan emosi negatif menguasai diri, melainkan tetaplah tenang dan bersikap sabar.
Ingat! Emosi negatif itu bisa jadi penyakit.
Dengan kesabaran, kita tidak hanya menjaga kehormatan diri, tetapi juga menunjukkan akhlak mulia yang diajarkan Islam.
2. Balas dengan Kebaikan
Tidak mudah memang, membalas penghinaan, sikap meremehkan, atau pun cibiran dengan kebaikan dan kebajikan. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa. Kita sendiri yang harus berlatih dan membiasakannya.
Rasulullah SAW bersabda: "Balaslah keburukan dengan kebaikan." (HR. Tirmidzi).
Menanggapi perbuatan meremehkan dengan kebaikan adalah cermin dari akhlak mulia.
Dengan menunjukkan kebaikan, kita dapat menyentuh hati orang yang meremehkan kita dan mengubah pandangannya. Ini adalah cara yang efektif untuk memuliakan diri kita di hadapan mereka yang berusaha merendahkan kita.
Lebih jauh, balaslah caci dan maki dengan prestasi dan kontribusi yang lebih tinggi. Bukan dengan emosi.
3. Memaafkan dan Tidak Membalas Dendam
Allah SWT berfirman: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang untuk mengerjakan yang baik, serta jangan pedulikan orang-orang bodoh." (QS. Al-A'raf 7: 199).
Memaafkan adalah tindakan mulia yang dianjurkan dalam Islam. Dengan memaafkan, kita mengangkat derajat kita di sisi Allah, dan sekaligus juga menunjukkan sikap terpuji yang menjadi teladan bagi orang lain.
Memaafkan juga menghindarkan kita dari sikap dendam yang hanya akan merugikan diri sendiri.
Kuncinya: maafkan - lupakan - jalan terus !
4. Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah
Ketika merasa diremehkan, hendaknya kita memperbanyak doa dan memohon pertolongan serta kekuatan dari Allah SWT. Allah adalah sebaik-baik penolong dan pelindung.
Dengan mendekatkan diri kepada Allah, hati kita akan lebih tenang dan mampu menghadapi setiap ujian dengan sabar dan tawakal.
"Ingat, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram" (QS. Ar Ra'd 13: 28)
5. Mengintrospeksi Diri
Kadang-kadang, kritikan atau sikap meremehkan dari orang lain dapat menjadi cermin untuk kita mengintrospeksi diri. Ambillah sisi positif dari setiap kritikan dan berusahalah untuk memperbaiki diri. Tanyakan pada diri, "Hikmah atau pembelajaran apa yang bisa kita ambil ?"
Dengan demikian, kita tidak hanya menunjukkan kebesaran hati, tetapi juga memperbaiki kualitas diri kita.
6. Menjaga Kehormatan dan Martabat
Meskipun kita dianjurkan untuk bersabar dan memaafkan, penting juga untuk menjaga kehormatan dan martabat diri.
Jika perlakuan meremehkan tersebut berlanjut dan mengganggu, tidak ada salahnya untuk mencari nasihat dari orang yang lebih bijak atau mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kehormatan diri. Hal ini penting agar kita tidak menjadi sasaran penghinaan terus-menerus.
7. Mengedepankan Ilmu dan Akhlak
Sebagai seorang Muslim, menuntut ilmu dan berakhlak mulia adalah kewajiban. Tunjukkanlah bahwa kita adalah orang yang berilmu dan berakhlak baik, sehingga perlakuan meremehkan dari orang lain tidak mempengaruhi diri kita.
Dengan ilmu dan akhlak, kita akan dihormati oleh orang lain, termasuk oleh mereka yang sebelumnya meremehkan kita.
Dalam menghadapi setiap ujian, termasuk diremehkan oleh orang lain, ingatlah bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang sabar dan tawakal.
Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk bersabar dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW dalam setiap langkah kehidupan kita. Dengan demikian, kita tidak hanya memuliakan diri di hadapan manusia, tetapi juga di hadapan Allah SWT. In Syaa Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H