Sombong juga bisa timbul karena punya kedekatan dengan tokoh atau pejabat tertentu. Padahal kedekatan itu seharusnya ia manfaatkan untuk mengambil hikmah dan makna terbaik darinya.
7. Pengalaman dan prestasi. Orang sombong cenderung menganggap prestasi dan pengalamannya sebagai alasan untuk merendahkan orang lain yang belum tentu memiliki kesempatan yang sama.
Semua bentuk kesombongan ini tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga mengundang kebencian dari Allah dan sesama manusia. Kesombongan adalah karakter yang sudah ketinggalan zaman. Firaun, salah satu contoh terbesar dari kesombongan, telah lama binasa karena sikapnya yang sombong dan angkuh.
Maka dari itu, marilah kita introspeksi diri dan menghindari sifat sombong. Bersikap tawadhu dan selalu merendah hati adalah jalan menuju keridhaan Allah. Ingatlah bahwa segala yang kita miliki adalah titipan dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Sifat sombong hanya akan membawa kehancuran di dunia dan di akhirat.
Semoga kita semua dijauhkan dari sifat sombong dan diberi kekuatan untuk selalu bersikap rendah hati, sehingga kita bisa hidup dalam kedamaian dan rahmat-Nya.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H