Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senyatanya, Orang Sombong Itu Ketinggalan Zaman

24 Juni 2024   06:27 Diperbarui: 24 Juni 2024   06:32 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sombong juga bisa timbul karena punya kedekatan dengan tokoh atau pejabat tertentu. Padahal kedekatan itu seharusnya ia manfaatkan untuk mengambil hikmah dan makna terbaik darinya.

7. Pengalaman dan prestasi. Orang sombong cenderung menganggap prestasi dan pengalamannya sebagai alasan untuk merendahkan orang lain yang belum tentu memiliki kesempatan yang sama.

Semua bentuk kesombongan ini tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga mengundang kebencian dari Allah dan sesama manusia. Kesombongan adalah karakter yang sudah ketinggalan zaman. Firaun, salah satu contoh terbesar dari kesombongan, telah lama binasa karena sikapnya yang sombong dan angkuh.

Maka dari itu, marilah kita introspeksi diri dan menghindari sifat sombong. Bersikap tawadhu dan selalu merendah hati adalah jalan menuju keridhaan Allah. Ingatlah bahwa segala yang kita miliki adalah titipan dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Sifat sombong hanya akan membawa kehancuran di dunia dan di akhirat.

Semoga kita semua dijauhkan dari sifat sombong dan diberi kekuatan untuk selalu bersikap rendah hati, sehingga kita bisa hidup dalam kedamaian dan rahmat-Nya.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun