"Kesombongan adalah tanda ketertinggalan zaman, sebab mereka yang sombong tidak menyadari bahwa kerendahan hati adalah jalan menuju kemuliaan sejati."
Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku juga bersaksi bahwa Muhammad Shalallahu'alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan-Nya.
Dalam kehidupan ini, kita sering menemui berbagai karakter manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Di antara sifat-sifat tercela yang telah dicela oleh Allah dan Rasul-Nya ialah sifat sombong. Sombong adalah penyakit hati yang mampu merusak hubungan antar manusia dan menghalangi seseorang dari rahmat Allah.
Imam Al-Ghazali rahimahullah menjelaskan bahwa sombong adalah mengagungkan diri sendiri dan memandang dirinya lebih baik daripada orang lain.
Sifat ini tidak hanya merugikan orang yang bersangkutan tetapi juga berpotensi menimbulkan kebencian dan permusuhan di antara sesama. Para ulama juga mengingatkan bahwa sombong adalah tindakan mengagungkan diri serta merendahkan orang lain di saat yang seharusnya kita bersikap tawadhu (rendah hati). Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Ta'ala:
"Jangan kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong dan jangan berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqman 31: 18).
"Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang sombong" (QS. An-Nahl 16: 23).
Ayat ini dengan jelas melarang kita untuk berlaku sombong. Memalingkan muka dari orang lain dan berjalan dengan angkuh adalah tanda-tanda kesombongan yang nyata. Allah Ta'ala juga mengisahkan bagaimana Nabi Musa 'alaihi sallam berlindung dari orang yang sombong:
"Musa berkata: 'Sesungguhnya, aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada Hari Perhitungan." (QS. Gafir 40: 27).
Dalam perspektif syariat, sombong berarti menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: