Setelah ide muncul, langkah selanjutnya adalah mengaktifkan pikiran. Pikiran yang aktif membantu seseorang merumuskan rencana dan strategi untuk merealisasikan ide tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang ingin meningkatkan keterampilan komunikasinya di tempat kerja mulai merencanakan waktu untuk membaca buku-buku dan mengikuti kursus online tentang komunikasi efektif.
Oettingen dan koleganya pernah menuliskan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin (2013), bahwa memvisualisasikan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan dapat meningkatkan motivasi dan kemungkinan kesuksesan.
Pikiran yang dapat membantu memicu dan memacu adanya proses perubahan adalah pikiran yang positif, kreatif, fokus pada tujuan, fleksibel, empatik, dan mandiri.
3. Perasaan
Pikiran yang aktif kemudian memicu perasaan (feelings) yang kuat. Perasaan adalah kekuatan yang mendorong kita ke depan atau menahan kita. Perasaan positif seperti semangat, keyakinan, antusiasme, atau keinginan dapat menjadi pendorong yang kuat untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
Perasaan-perasaan seperti itu adalah kunci untuk mempertahankan motivasi selama proses perubahan. Sebagai contoh, seseorang yang berkomitmen untuk menjalani gaya hidup sehat merasa semangat setiap kali melihat kemajuan dalam penurunan berat badannya atau peningkatan energinya.
Dalam buku "Positive Psychological Science" hasil riset Carver dan Scheier (2014), mereka menunjukkan temuan yang menarik. Katanya, perasaan positif dapat meningkatkan daya tahan dan ketahanan individu dalam menghadapi tantangan selama proses perubahan.
Sejalan dengan itu, meminjam istilah Mihaly Csikszentmihalyi dalam bukunya "Flow: The Psychology of Optimal Experience", perasaan itu harus benar-benar nge-flow. Mengalir lepas dan terfokus. Konsep "flow" yaitu perasaan yang mengalir adalah pengalaman saat seseorang sepenuhnya terfokus dan terlibat dalam aktivitas yang sedang dilakukan, sehingga merasa bahagia, produktif, dan puas.
Perasaan yang dapat membantu memicu dan memacu proses perubahan adalah perasaan yang antusias, optimis, bersemangat, berdaya, gratifikasi (kepuasan atas manfaat atau kemajuan yang didapat), dan penasaran (rasa ingin tahu untuk belajar dan mencari solusi baru yang dapat mendukung perubahan yang diinginkan)
4. Rencana
Dari perasaan yang kuat, muncullah rencana yang konkret dan terinci. Rencana (plans) adalah peta jalan yang kita susun untuk mencapai tujuan kita. Rencana ini mencakup langkah-langkah konkret dan spesifik yang perlu diambil untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Termasuk tantangan yang mungkin dihadapi, dan sumber daya yang tersedia. Sebagai contoh, seseorang yang berkomitmen untuk memulai bisnis kecil merencanakan langkah-langkah yang harus diambil, termasuk penelitian pasar, pengembangan produk, dan pemasaran.