"Perubahan bukanlah takdir, melainkan hasil dari ide yang dikerjakan dengan tekad dan komitmen."
Dalam menjalani kehidupan, perubahan adalah satu-satunya konstanta yang dapat diandalkan. Namun, bagaimana kita menciptakan perubahan yang signifikan dalam hidup kita? Apakah itu hanya sekadar kebetulan atau adakah proses yang terstruktur di baliknya?
Melalui berbagai kesempatan diskusi dan belajar, saya telah mendalami bagaimana perubahan sejati terjadi. Mari kita jelajahi proses yang melahirkan perubahan, dan bagaimana kita dapat mengikutinya dengan kesadaran dan tujuan.
1. Ide Jelas & Spesifik
Semua dimulai dengan sebuah ide (idea). Ide adalah semacam pencetus yang muncul di benak kita, mungkin sebagai hasil dari pengamatan, inspirasi, atau refleksi. Ide ini adalah titik awal dari segala perubahan yang akan terjadi.
Intnya, semua perubahan dimulai dari sebuah ide yang kuat dan menginspirasi. Bayangkan seseorang yang ingin meningkatkan produktivitasnya di tempat kerja. Ide muncul ketika dia menyadari bahwa mengatur waktu dengan lebih efisien dapat membantu mencapai tujuannya. Contoh seperti ini mencerminkan pentingnya memiliki ide yang relevan dan inspiratif dalam proses perubahan.
Penelitian oleh Gino dan Staats (2015) dari Harvard Business School sungguh menarik. Katanya, memiliki ide yang jelas dan spesifik dapat meningkatkan motivasi individu untuk mencapai tujuan mereka. Artinya, ide yang baik bukan hanya memicu perubahan, tetapi juga meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Intinya, ide yang memicu perubahan haruslah relevan, inspiratif, jelas, memiliki nilai, dan berdaya tanggap (responsif) terhadap kebutuhan dan situasi individu.
2. Pikiran
Ide yang memicu pikiran (thought) yang aktif adalah kuncinya. Ketika kita mulai memikirkan ide tersebut, kita memberi energi padanya, mengembangkannya, dan merencanakan langkah-langkah untuk mewujudkannya. Pikiran yang kuat dan positif adalah fondasi dari segala perubahan yang berarti.
Setelah ide muncul, langkah selanjutnya adalah mengaktifkan pikiran. Pikiran yang aktif membantu seseorang merumuskan rencana dan strategi untuk merealisasikan ide tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang ingin meningkatkan keterampilan komunikasinya di tempat kerja mulai merencanakan waktu untuk membaca buku-buku dan mengikuti kursus online tentang komunikasi efektif.
Oettingen dan koleganya pernah menuliskan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin (2013), bahwa memvisualisasikan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan dapat meningkatkan motivasi dan kemungkinan kesuksesan.
Pikiran yang dapat membantu memicu dan memacu adanya proses perubahan adalah pikiran yang positif, kreatif, fokus pada tujuan, fleksibel, empatik, dan mandiri.
3. Perasaan
Pikiran yang aktif kemudian memicu perasaan (feelings) yang kuat. Perasaan adalah kekuatan yang mendorong kita ke depan atau menahan kita. Perasaan positif seperti semangat, keyakinan, antusiasme, atau keinginan dapat menjadi pendorong yang kuat untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
Perasaan-perasaan seperti itu adalah kunci untuk mempertahankan motivasi selama proses perubahan. Sebagai contoh, seseorang yang berkomitmen untuk menjalani gaya hidup sehat merasa semangat setiap kali melihat kemajuan dalam penurunan berat badannya atau peningkatan energinya.
Dalam buku "Positive Psychological Science" hasil riset Carver dan Scheier (2014), mereka menunjukkan temuan yang menarik. Katanya, perasaan positif dapat meningkatkan daya tahan dan ketahanan individu dalam menghadapi tantangan selama proses perubahan.
Sejalan dengan itu, meminjam istilah Mihaly Csikszentmihalyi dalam bukunya "Flow: The Psychology of Optimal Experience", perasaan itu harus benar-benar nge-flow. Mengalir lepas dan terfokus. Konsep "flow" yaitu perasaan yang mengalir adalah pengalaman saat seseorang sepenuhnya terfokus dan terlibat dalam aktivitas yang sedang dilakukan, sehingga merasa bahagia, produktif, dan puas.
Perasaan yang dapat membantu memicu dan memacu proses perubahan adalah perasaan yang antusias, optimis, bersemangat, berdaya, gratifikasi (kepuasan atas manfaat atau kemajuan yang didapat), dan penasaran (rasa ingin tahu untuk belajar dan mencari solusi baru yang dapat mendukung perubahan yang diinginkan)
4. Rencana
Dari perasaan yang kuat, muncullah rencana yang konkret dan terinci. Rencana (plans) adalah peta jalan yang kita susun untuk mencapai tujuan kita. Rencana ini mencakup langkah-langkah konkret dan spesifik yang perlu diambil untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Termasuk tantangan yang mungkin dihadapi, dan sumber daya yang tersedia. Sebagai contoh, seseorang yang berkomitmen untuk memulai bisnis kecil merencanakan langkah-langkah yang harus diambil, termasuk penelitian pasar, pengembangan produk, dan pemasaran.
Penelitian oleh Latham dan Locke (2019) menunjukkan bahwa penetapan tujuan yang spesifik dan menantang, serta pembuatan rencana tindakan yang terinci, dapat meningkatkan kinerja individu dalam mencapai tujuan mereka.
Perencanaan yang efektif dalam memicu dan memacu proses perubahan adalah yang spesifik, realistis, fleksibel, berorientasi-waktu, mendapat dukungan, dan evaluatif (evaluasi dan refleksi atas kemajuan, mengidentifikasi hambatan, dan membuat penyesuaian).
5. Kebiasaan
Rencana hanya akan berhasil jika diikuti dengan tindakan yang konsisten. Inilah mengapa pembentukan kebiasaan (habbits) yang positif sangat penting dalam proses perubahan. Sebagai contoh, seseorang yang ingin meningkatkan kesehatannya membentuk kebiasaan untuk berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan sehat setiap hari.
Penelitian oleh Wood dan koleganya (2019) dalam jurnal Annual Review of Psychology menunjukkan bahwa membentuk kebiasaan baru membutuhkan waktu dan ketekunan, tetapi dapat membantu menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam perilaku individu. Dengan melakukan tindakan-tindakan kecil secara konsisten, kita membentuk pola perilaku baru yang mendukung perubahan yang kita inginkan.
Charles Duhigg dalam bukunya "The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business" bahkan menegaskan, "Jika Anda bisa mengubah kebiasaan Anda, Anda bisa mengubah hidup Anda.". Dengan kata lain, kekuatan perubahan dapat dicapai melalui perubahan kebiasaan.
Kebiasaan yang dapat membantu memicu dan memacu proses perubahan adalah kebiasaan yang konsisten, terfokus pada tujuan, adaptif, memberikan penguatan positif, didukung oleh lingkungan sosial, dan melibatkan refleksi secara teratur.
6. Komitmen
Kebiasaan yang baik terlahir dari niat, dan tidak akan terbentuk tanpa komitmen yang kuat. Komitmen ini menciptakan tekad yang diperlukan untuk tetap konsisten selama proses perubahan. Sebagai contoh, seseorang yang berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai memutuskan untuk membawa tas belanja sendiri ke supermarket dan menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang.
Penelitian oleh Cialdini dan koleganya (2016) dalam buku mereka "Influence: Science and Practice" menunjukkan bahwa membuat komitmen publik dapat meningkatkan konsistensi dalam perilaku individu, dan memperkuat niat mereka untuk melakukan perubahan. Komitmen merupakan janji kepada diri sendiri untuk terus maju, bahkan ketika tantangan menghadang.
Sebagaimana dinyatakan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective People", interdependensi memiliki nilai yang lebih besar daripada independensi. Kita tidak bertujuan untuk menjadi individu yang mandiri secara eksklusif, tetapi untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Dalam konteks perubahan kebiasaan, komitmen yang teguh adalah kunci untuk memulai langkah-langkah perubahan. Namun, penting untuk diingat bahwa kesuksesan perubahan juga ditopang oleh kesadaran akan ketergantungan pada orang lain. Kita tidak bisa mencapai perubahan secara sendirian, melainkan membutuhkan dukungan dan kerjasama dari orang lain.
Komitmen yang efektif dalam memicu perubahan haruslah kuat, jelas, dan autentik sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan individu. Perlu juga untuk disampaikan secara terbuka dan publik guna menciptakan tanggung jawab yang lebih besar. Dukungan dari rencana aksi yang terperinci juga membantu mengarahkan tindakan yang konsisten dan terarah, sementara fleksibilitas memungkinkan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi di sepanjang perjalanan.
Dengan komitmen yang kokoh dan lingkungan yang mendukung, kita dapat memicu perubahan yang signifikan dalam hidup kita dan mencapai tujuan yang kita inginkan.
7. Gaya Hidup
Pada titik ini, perubahan telah menjadi bagian integral dari gaya hidup (lifestyle) seseorang. Kebiasaan baru telah diinternalisasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Gaya hidup yang baru mencerminkan nilai-nilai, kebiasaan, dan tujuan baru yang telah kita adopsi. Sebagai contoh, seseorang yang berhasil mengubah pola makan dan rutin berolahraga telah merasakan perubahan positif dalam kesehatan dan kualitas hidupnya secara keseluruhan.
Penelitian oleh Diener dan Seligman (2018) dalam jurnal American Psychologist menunjukkan bahwa gaya hidup yang sehat dan berorientasi pada tujuan dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan subjektif individu.
Jelasnya, gaya hidup yang sejalan dengan tujuan, teratur dan terencana, fleksibel dan adaptif, seimbang dan berkelanjutan, didukung lingkungan sosial, dan berisi praktik kesehatan yang baik.
Perubahan
Dari ide hingga gaya hidup baru, inilah proses yang melahirkan perubahan (change) sejati. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan keberanian. Namun, hasilnya sangatlah berharga: sebuah hidup yang lebih bermakna, memuaskan, dan autentik.
Mari kita bergandengan tangan dalam perjalanan menuju perubahan yang lebih baik, dan mari kita mulai dengan sebuah ide yang sederhana namun bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H