Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kepatutan dalam Kekuasaan: Memahami Fenomena Korupsi, Flexing, dan Permintaan THR oleh Pejabat Negara dan Keluarga Mereka

16 April 2023   06:08 Diperbarui: 16 April 2023   06:09 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kepatutan" atau perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat adalah prinsip penting dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam kekuasaan. Prinsip ini menyangkut perilaku, tindakan, dan keputusan yang dilakukan oleh para pejabat negara dan keluarga mereka.

Ketika prinsip ini dilanggar oleh para pejabat negara, seperti korupsi, flexing, dan permintaan THR, dapat mengakibatkan ketidakadilan, ketidakmerataan, dan ketidakpercayaan terhadap sistem pemerintahan. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep kepantasan dan mencari solusi untuk mengurangi risiko pelanggaran terhadap prinsip ini.

Para pejabat negara harus selalu memprioritaskan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Beberapa ukuran kepatutan yang bisa digunakan sebagai panduan bagi para pejabat negara dan keluarga mereka, seperti integritas, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan.

Namun, ukuran kepatutan bisa berbeda-beda tergantung pada konteks dan budaya. Oleh karena itu, para pejabat negara dan keluarga mereka harus selalu memperbarui pengetahuan mereka tentang prinsip kepatutan dalam praktek kekuasaan dan mematuhi nilai dan norma di masyarakat.

"Etika Kepatutan" Dalam Konteks Kekuasaan: Mengedepankan Integritas, Transparansi, dan Akuntabilitas dalam Pemerintahan

Dalam kehidupan bermasyarakat, "Etika Kepatutan" adalah tentang perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Di dalam pemerintahan, Etika Kepatutan terkait dengan perilaku pejabat negara dan keluarga mereka dalam menggunakan kekuasaan.

Etika Kepatutan Sosial berkaitan dengan integritas, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam penggunaan kekuasaan oleh para pejabat negara dan keluarga mereka. Prinsip-prinsip ini harus selalu diutamakan untuk kepentingan masyarakat.

Pentingnya Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Pimpinan untuk memastikan karakter, integritas, dan moralitas yang tepat dalam memimpin suatu organisasi atau lembaga. Calon pimpinan yang bermasalah saat fit and proper, cenderung juga jadi bagian masalah saat ia terpilih dan menjabat.

Penting juga untuk mengukur kepatutan dalam kepemilikan harta kekayaan oleh para pejabat negara dan keluarga mereka dengan transparansi dan akuntabilitas. Hal ini mencegah tindakan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Tindakan korupsi, flexing, dan permintaan THR oleh pejabat negara dan keluarga mereka merupakan contoh dari ketidakpatuhan terhadap Etika Kepatutan dalam penggunaan kekuasaan. 

Oleh karena itu, para pejabat negara dan keluarga mereka harus selalu mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Mereka juga harus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan dalam memahami dan mengaplikasikan prinsip Etika Kepatutan dalam praktek kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun