Selain itu, standar operasional dan kesehatan terminal harus sesuai dengan standar internasional dan beroperasi dengan efisien dan efektif.
Untuk mendukung konsep ini maka di pusat keramaian ini, dapat mulai disosialisasikan dan dibiasakannya transaksi yang cashless. Selain penunjang-penunjang kebutuhan masyarakat lainnya yang berteknologi aplikatif yang mudah, nyaman dan user-friendly.
Lebih jauh, untuk mengelola terminal bus secara modern dan profesional, beberapa tips yang dapat diterapkan antara lain :
1. Perlunya dipertimbangkan untuk membentuk badan pengelola khusus yang independen untuk mengelola terminal, yaitu untuk memisahkan regulator dan operator.
2. Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap manajemen transportasi.
3. Memberikan nilai tambah pada layanan yang diberikan.
4. Membangun koordinasi yang baik antara back office dan kurir, security dan petugas di lapangan.
5. Mengelola aktivitas operasional dan dokumen transportasi dengan bantuan sistem.
6. Memiliki sumber daya manusia yang handal.
7. Membangun budaya kerja di terminal yang baik.
Ketiga, terminal harus ramah lingkungan. Dalam perancangan terminal bus tipe A masa depan, harus memperhatikan aspek lingkungan, seperti penggunaan energi yang efisien, pengelolaan limbah, dan konservasi sumber daya alam.
Terminal juga harus memiliki sistem transportasi yang ramah lingkungan, seperti penggunaan kendaraan listrik, penerapan sistem daur ulang, dan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan.
Bila memungkikan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) atau EVCS (Electric Vehicle Charging Station) untuk kendaraan bertenaga listrik bisa dibangun di jaringan terminal tipa A di seluruh Indonesia.Untuk keamanan risiko operasionalnya, tentu saja harus ditangani dengan standar dan prosedur (kesehatan & sistem operasional) terminal kelas dunia.
Untuk menciptakan atau mendesain terminal yang ramah lingkungan, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan seperti bahan daur ulang atau bahan yang dapat didaur ulang kembali.
2. Memiliki sistem pengolahan air limbah dan sampah yang baik.
3. Menggunakan sistem penerangan yang hemat energi seperti lampu LED.
4. Memiliki sistem pendingin ruangan yang hemat energi.
5. Memiliki sistem transportasi umum yang ramah lingkungan seperti bus listrik atau bus dengan bahan bakar alternatif.
6. Merancang tapak terminal dengan konsep Green Architecture.
7. Menata sirkulasi penumpang dan bus yang lancar dan aman.
Keempat, terminal harus berbasis sosial budaya ekonomi setempat. Terminal tidak hanya menjadi pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya yang mempromosikan keunikan dan keragaman lokal. Terminal harus dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan, pameran seni, budaya, pendidikan, teknologi, dan kenyamanan beristirahat dan wisata kota.
Untuk mendesain atau membangun terminal yang berbasis sosial budaya ekonomi setempat, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: