7. Kita belajar dari kekuatan imajinasi yang dilandasi dengan ilmu, naluri dan pengalaman yang pernah kita miliki
8 Kita belajar untuk belajar bagaimana belajar yang efektif untuk mengembangkan mindset personil, kualitas leadership, perbaikan system, transformasi kelembagaan, dan pelaksanaan program yang lebih baik.
Mengapa kita harus lebih banyak belajar, sungguh-sungguh dan serius di era FUCA ini?
Jawabannya adalah karena ilmu Risk Management adalah ilmu multidisipliner dan lintas profesi. Cakupan ilmu Risk Management, menurut saya juga berkait erat dan bersinggungan langsung dengan bahasan Enterprise Risk Management.
Mulai yang berkaitan dengan risiko keuangan (Financial Risk), risiko pemasaran (Market Risk), teknologi dan ICT, hukum (Legal Risk), produksi (Operastional & Project Risk), strategi manajemen, sumber daya manusia (HR Risk), hingga lingkugan strategis (CSR, regulasi dan otonomi daerah).
Tentu saja, bahasan itu berlaku di perusahaan. Di tubuh organisasi seperti Polri, lingkup ini saya yakin jauh lebih luas lagi, sehingga kompleksitasnya jauh lebih menantang lagi.
Meski rentang kendali Risk Manajemen itu terbatas kewenangannya, sementara cakupan kerjanya luas, namun dalam praktik di lapangan sebenarnya tak ada yang sulit untuk diselesaikan.
Kesulitan lebih banyak ditemukan pada sisi human saja. Baik dari sisi mindset (pola pikir), hingga kendala komunikasi dan kendala birokrasi.
Hanya saja, selama kita membuka hati dan pikiran kita, serta konsisten pada tujuan akhir yang harus didapat dan presisif, insya Allah kita akan senantiasa lebih baik dalam mengantisipasi, mengelola dan menanggulangi permasalahan, resiko dan krisis dalam perusahaan/institusi.
Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM yang ada, sebenarnya bisa dikelola optimal dengan membuka kerjasama dengan pihak ketiga. Bisa dengan lembaga lain, dengan melibatkan asosiasi profesi dan akademisi, hingga institusi sejenis di luar negeri.
Diringkas lebih sederhana, keberhasilan penerapan manajemen risiko itu akan bagus bila dimulai dari perencanaan stratejik yang bagus. Yaitu, setidaknya mencakup: