Mohon tunggu...
Agung Hidayat
Agung Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Orang pinggiran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Januari Sore di Bawah Halte Siliwangi

1 Mei 2015   19:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cahaya keperakan lampu merkuri memendar syahdu sore itu, gerimis pun telah reda. Bus Trans Semarang yang menuju terminal Penggaron pun telah transit dua kali di halte dimana Aku dan Mayang terpaku sejak dua puluhan menit yang lalu, dan bahkan telah lebih dari 4 kali atau 5 kali bis kota jurusan terminal Penggaron lewat, sementara ibu pedagang kaki lima terlihat mulai mengemasi barang dagangannya.

Tak tahu kenapa sedari Aku, Mayang dan anaknya duduk berdua di halte tak ada pengguna trotoar yang lewat padahal trotoar seberang jalan begitu ramai lalu lalang orang dan kebanyakan dari yang terlihat adalah kaum urban yang datang dari daerah Kota Semarang untuk mengadu nasib di kota karena disekitar sini banyak dijumpai pabrik-pabrik yang kebanyakan milik pengusaha keturunan atau perusahaan asing, dari wajah-wajah mereka, terlihat mereka adalah kelompok tak beruntung dari sistem kapitalis oleh bangsa ini. Sementara suaraQiro’atdari toa Masjid terdengar diantara riuh kendaraan tonase besar yang akan keluar atau masuk pintu tol Mangkang sama banyaknya bertemu dengan kendaraan dari arah timur Pantura di pertigaan dimana kami terpaku.

“Kamu udah udah nikah,Dan ?". Tanya Mayang

“Belum”.

“Kenapa ?”. Timpalnya menginterogasi.

“Belum dapat panggilan ?”  Jawabku enteng.

“Panggilan darimana ?!” Sahutnya penasaran sambil mengernyitkan dahi menatapku.

“Dari Kementrian Pemberdayaan Peranan Wanita”. Jawabku sembari pura-ura membuang pandang.

“Maksudnya dan hubungannnya apasihnikah ama Kementrian Pemberdasyaan Peranan Wanita,Dan ?” Mayang garuk-garuk kepala bingung mencoba mencari penjelasan maksudku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun