Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kalau Kesedihan Saja Bisa Dilewati Apalagi Kesenangan

16 Desember 2023   06:54 Diperbarui: 16 Desember 2023   07:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duh, sedihnya masih berasa sampai sekarang.

Kalau Kesedihan Saja Bisa Dilewati Apalagi Kesenangan

Kemudian suasana pandemi mereda, perlahan tapi pasti kegiatan kembali normal. Tempat ibadah dibuka lagi, kami warga bisa beribadah ke masjid. Tak ayal, saya mulai sering ketemu si bapak. Kami ngobrol hal-hal ringan, penanda saling kenal (meski tak tahu nama).

Tetapi ada yang memantik rasa penasaran, si bapak pergi ke masjid lebih kerap terlihat sendiri. Tetapi saya masih menahan diri, untuk tidak mencari tahu lebih jauh. Hingga moment itu tiba, dan saya seperti keceplosan bertanya.

dokpri
dokpri

"Pak, B***l (anak si bapak) nggak pernah ikut ke masjid," tanya saya tiba-tiba.

Si Bapak tidak langsung menjawab, tetapi garis wajahnya mendadak berubah. Kejadian yang membuat saya, seketika merasa bersalah. Saya yang tidak tahu musti berbuat apa, semakin bingung melihat si bapak berusaha mengumpulkan energinya.

"Iya Pak, B***l sudah pergi sejak bulan desember di masa pandemi"

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun, turut berduka cita, Pak. Mohon maaf saya ketinggalan informasi ini," sungguh saya merasa bersalah, mengungkit kesedihan si bapak.

---

Tahun 2023 PPKM ditiadakan, kegiatan keseharian berangsur normal. Seperti sebelum pandemi, saya sering ketemu si bapak di Masjid kampung.  Ngobrol seperti biasa, layaknya obrolan bapack-bapack --hehehe.

Wajah si bapak tidak lagi memendam sedih, pertanda sudah berdamai dengan masa lalu.Saya melihat sikapnya jauh lebih berbeda (dalam arti postif), saat menanggapi guyonan bapak lainnya di masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun