Kejadian semisal juga pernah saya dapati. Pada teman baik, saudara, pun ibu saya sendiri. Saudara sepupu yang suaminya meninggal, kini tampak lebih dewasa menyikapi kehidupan. Ibu saya yang sedihnya mendalam, saat ayah saya meninggal tahun 2006. Kini sudah mengikhlaskan, dan ibu lebih tekun beribadah.Â
Pun beberapa teman saya kenal baik, menunjukkan sikap tak jauh beda. Bahwa seiring berjalannya waktu, akhirnya kesedihan bisa dilewati. Meski tetap saja menggoreskan pedih, yang (sangat mungkin) tidak terlupakan seumur hidup. Dan dari kesedihan, lazimnya akan menumbuhkan sikap lebih bijaksana pada diri seseorang.
Manusia sedemikian luar biasa diciptakan-NYA, memiliki daya adaptasi yang tinggi. Kalau kesedihan saja bisa dilewati apalagi kesenangan. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H