Untuk keputusan tidak mudah, telah dikorbankan banyak atas dirinya. Menghadapi situasi tidak adil, dengan kesabaran sebisanya dijalani.
Meski sesal kerap menyeruak, di saat bersamaan ditepis. Selebihnya adalah ketergantungan ekonomi, yang memutuskan (terpaksa) meminimalisir perlawanan.
---
Suami dengan sikap terbaik pada istri (dan anak-anak), dijamin tidak jatuh martabat dan harkatnya sebagai lelaki. Suami dengan wajah sumringah dengan senyum mengembang, tak bakal merosot harga diri sebagai kepala keluarga.
Suami dengan sebaik- baik sikap sejatinya tanpa disadari, sedang meniti  anak tangga untuk menaikkan derjatnya sendiri.
Anggota keluarga akan meyayangi, menghormati sang kepala keluarga. Mereka nyaman di sisi ayah, menyandarkan diri di dada pemimpin penuh tanggung jawab.
Rasulullah manusia sempurna, memberikan teladan sikap kepada keluarga dikasihi. Meski sebagai pemimpin umat, di rumah tak enggan menjahit baju sendiri yang koyak.
Rasulullah panglima perang paling disegani, tak risih berlomba lari dengan istri. Sebagai kakek bermain kuda-kudaan, dipunggung dinaiki Hasan dan Husen cucu kesayangan.
Wahai para suami, bagaimana kita saat ini?
Manusia penuh dosa dan lupa, selain meneladani Baginda Nabi pilihan.