Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebulir Peluh Pejuang Gizi di Towe Hitam Papua

5 Desember 2017   20:09 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:29 2575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntung, kebun yang sama, diadakan di rumah kader warga. Artinya, masih ada tanaman terselamatkan, untuk memenuhi kebutuhan warga juga.

Kegiatan Mamagi - Fb Soni Tehe
Kegiatan Mamagi - Fb Soni Tehe
Semangat kami smakin membaja, demi meningkatkan pengetahuan warga. Team NS, tetap menjalankan Program Kemenkes, dengan mengadakan kegiatan makan makanan bergizi (Mamagi). Warga diajari, bagaimana mengolah makanan dengan baik dan benar.

Pemberian makanan tambahan, untuk pemulihan kondisi balita kurang gizi dan ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis). Tak lupa, memberikan vitamin A, obat cacing serta pembagian dan pemeriksaan garam beryodium.

dok ; FB Septiyan
dok ; FB Septiyan
Mengoptimalkan fungsi dan layanan Posyandu, guna memantau tumbuh kembang bayi dan balita. Hal ini rutin dilakukan, sekali dalam satu bulan.

Merubah perilaku warga, tidak semudah membalik telapak tangan. Hal ini terkendala, rendahnya tingkat pendidikan, faktor ekonomi, budaya, serta terbatasnya sumber pangan lokal.

Selang sebulan penyuluhan, masih saja ditemukan, kasus balita kurang gizi, tersebab asupan ke tubuh mungil mereka tidak diperhatikan orang tuanya.

Sementara, masalah kesehatan orang dewasa, terjangkit Malaria dan ISPA. Towe Hitam, termasuk daerah endemik Malaria. Sedang penyakit ISPA, disebabkan kebiasaan masyarakat, suka tidur dekat tungku perapian dan tinggi konsumsi tembakau.

Untuk menambah pengetahuan, pernah kami membuka kelas membaca, hanya seminggu dua kali. Meski sebenarnya, bangunan Sekolah sudah ada, tapi tak ada guru dan tiada kegiatan.

Upaya kami, ditanggapi sebelah mata. Bisik-bisik itu sampai di telinga, warga bersikeras, daripada belajar lebih baik membawa anak berburu babi hutan.

Kalaupun mengirim anak belajar, syaratnya, pulang musti diberi bahan makanan. Hal ini menjadi dilema, mengingat kami juga menghemat stock makanan.

-0-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun