Beruntung, kebun yang sama, diadakan di rumah kader warga. Artinya, masih ada tanaman terselamatkan, untuk memenuhi kebutuhan warga juga.
Pemberian makanan tambahan, untuk pemulihan kondisi balita kurang gizi dan ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis). Tak lupa, memberikan vitamin A, obat cacing serta pembagian dan pemeriksaan garam beryodium.
Merubah perilaku warga, tidak semudah membalik telapak tangan. Hal ini terkendala, rendahnya tingkat pendidikan, faktor ekonomi, budaya, serta terbatasnya sumber pangan lokal.
Selang sebulan penyuluhan, masih saja ditemukan, kasus balita kurang gizi, tersebab asupan ke tubuh mungil mereka tidak diperhatikan orang tuanya.
Sementara, masalah kesehatan orang dewasa, terjangkit Malaria dan ISPA. Towe Hitam, termasuk daerah endemik Malaria. Sedang penyakit ISPA, disebabkan kebiasaan masyarakat, suka tidur dekat tungku perapian dan tinggi konsumsi tembakau.
Untuk menambah pengetahuan, pernah kami membuka kelas membaca, hanya seminggu dua kali. Meski sebenarnya, bangunan Sekolah sudah ada, tapi tak ada guru dan tiada kegiatan.
Upaya kami, ditanggapi sebelah mata. Bisik-bisik itu sampai di telinga, warga bersikeras, daripada belajar lebih baik membawa anak berburu babi hutan.
Kalaupun mengirim anak belajar, syaratnya, pulang musti diberi bahan makanan. Hal ini menjadi dilema, mengingat kami juga menghemat stock makanan.
-0-