Puncak dari sikap menyesuaikan, sebuah tahap yang disebut "penerimaan". Pada fase "penerimaan", setiap pasangan suami/istri bisa menjajaki sikap dewasa.
Sikap kedewasaan, tidak lagi ditentukan karena faktor usia, tidak terpengaruh kondisi ekonomi atau seberapa lama pacaran. Dewasa dalam berumah tangga, bisa ditandai bagaimana suami/istri sadar peran masing-masing.
Jangan melontarkan terlalu banyak kalimat, terutama ketika dalam keadaan emosi. Lebih baik diam dan menahan ucapan, biarkan amarah di dada mereda. Apalagi menghadapi pasangan, notabene pihak yang semestinya disayang dan dilindungi.
Rasulullah SAW memberi contoh, saat emosi sebaiknya duduk, kalau belum reda segera ambil wudhu dan sholat kemudian doakan pasangan kita. Alloh SWT Maha membolak balik hati, ibarat pepatah "sekeras apapun batu akan lubang oleh tetesan air".
7. Jangan merasa menang sendiri
Bagi laki-laki, lazimnya selalu mengandalkan logika. Ingat, menang berdebat dengan istri bukan berarti memenangkan segalanya.
Bagi perempuan, kerap mengandalkan perasaan. Permasalahan tidak bakal selesai, hanya dengan cucuran air mata. Sebaiknya dipadukan, kapan menyelaraskan logika dan perasaan.
*mungkin ada point lain, silakan tambahi sendiri
-0o0-
Indahnya masa penyesuaian, ditentukan oleh pasangan pengantin itu sendiri. Membangun sikap saling menghargai, musti dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu suami dan istri.