Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Membangun Komunikasi Saat Antar Anak ke Sekolah

21 Juli 2016   05:47 Diperbarui: 21 Juli 2016   07:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengantar sekolah masih saya lakukan, saat ini anak kedua sudah TK -dokpri

Saya protes keras, saat ayah menentukan fakultas waktu test Perguruan Tinggi. Saya menolak dengan tegas, karena tak menguasai jurusan yang dikehendakinya.

Hati ini langsung ciut, langkah ini gamang menuju kota tempat test berlangsung. Perasaan bimbang menguasai, antara optimis dan pesimis batasnya setipis kulit ari. Soal- soal ujian dijawab sekenanya, tak terlalu memikirkan nilai yang diperoleh.

Endingnya bisa ditebak, nomor dan nama saya tidak ada di pengumuman. Saya mendadak limbung, antara sedih tak lolos atau lega.

Menggunakan ijazah SMA, untuk mencari pekerjaan adalah pilihan. Setahun setelah bekerja, saya memutuskan kuliah dengan biaya sendiri. Dengan menghidupi diri dan membayar sekolah sendiri, saya merasa bebas menentukan langkah.

Komunikasi Kata Kunci !

Kejadian tak mengenakkan usai lulus SMA, sejatinya tak lebih seperti sebuah akumulasi. Komunikasi yang tak seimbang, menanam ketidaknyamanan umumnya di pihak anak.

Saya tetap mengambil sisi baik, semua kisah adalah cara Tuhan membuka jalan pada kemandirian. Pada ujung usia belasan, saya mulai bekerja dan belajar menghidupi diri sendiri.

Pada dunia kampus, saya membuka selapang pemikiran menampung semua pengetahuan. Banyak melibatkan diri di lingkungan kaum cendekia, "mencuri" pemikiran-pemikiran brilian mereka. Empat tahun melakoni kuliah sembari bekerja, hampir minim waktu untuk diri sendiri.

Forum diskusi, ajang seminar, ruang berkesenian, berubah menjadi tempat yang menggairahkan. Semakin banyak tabungan ilmu, saya yakini memupuk kearifan dalam bersikap.

Anakmu bukan anakmu

Mereka putra putri kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun