Pembelajaran dengan media film ini saya pikir merupakan praktik baik yang pernah saya lakukan. Model pembelajaran yang saya gunakan ketika itu adalah student created case study, atau studi kasus. Model pembelajaran ini menyerupai Problem Based Learning, tetapi dalam bentuk yang lebih sederhana, objeknya adalah peristiwa yang secara nyata terjadi dalam masyarakat. Maka, saya tulis BP tentang itu.
Tulisan BP versi pertama sejumlah 13 halaman, mengikut ketentuan sistematika yang wajib diikuti oleh peserta OGN yang ditetapkan oleh panitia di Kesharlindung (Kesejahteraan dan Perlindungan) Dirjen GTK. Saya belum yakin tentang BP saya. Saya pun konsultasi dengan guru muda di sekolah saya, pertama naskah itu saya tunjukkan ke pak Didik Purwaka. Beberapa masukan saya dapatkan dari pak Didik, sehingga tulisan saya memenuhi kriteria sebagai BP yang baik.
Pada kesempatan diberikan pengarahan dan pembekalan oleh Dinas Dikpora DIY, dalam forum itu dihadirkan untuk memberikan informasi adalah guru-guru yang pernah mengikuti dan mendapatkan kejuaraan di OGN tahun sebelumnya, saya tunjukkan BP yang saya tulis dan telah saya perbaiki kepada peraih perak OGN Sosiologi 2016, Bu Ririn Wahyu Priyanti. Tak ada masukan darinya, kecuali ucapan "Ya, seperti ini. Ok. Siap maju OGN dan mendapatkan medali emas". Saya tahu maksud teman saya yang juga sekretaris di MGMP Sosiologi Kota Yogyakarta itu untuk memberikan semangat, tetapi justru ini menjadikan saya dalam tekanan berat karena merasa tidak akan mampu mewujudkan itu.
Tulisan BP saya insya Allah semakin baik setelah saya dipertemukan dengan Prof. Idris Harta, MA, Ph.D. dalam pertemuan yang difasilitasi Dinas Dikpora DIY. Walaupun hanya dalam waktu singkat, Prof. Idris telah memberikan arahan, bimbingan, pembetulan, dan juga melakukan tes similarity atas karya BP dari semua finalis OGN dari DIY.Â
Berdasarkan bimbingan yang berlangsung kurang lebih hanya dua jam itu, saya membenahi BP yang saya tulis. Hasil tes similarity BP yang menunjukkan angka 5 persen (konon kabarnya kalau dari tes similarity dihasilkan angak 20 persen atau lebih, maka karya itu dinyatakan hasil plagiarisme) membuat saya memiliki kepercayaan diri atas BP yang saya tulis.Â
Pada dua hari menjelang deadline pengiriman BP, saya merasa telah cukup dalam membenahi BP, maka saya kirimkan BP ke panitia pusat melalui e-mail pada 13 Juli 2017. Plong rasanya. Tinggal menyiapkan diri dan menunggu waktu untuk datang di Arena OGN 2017 di Hotel UNY Yogyakarta.
Di Arena OGN: Mengikuti OGN dalam tekanan pikiran
Tibalah hari yang ditentukan. Selasa, 18 Juli 2017, kurang lebih pukul 12.20 WIB, setelah shalat dhuhur berjamaah di Masjid Kampus UNY yang megah, saya pun check in di Hotel UNY. Kepada panitia saya menyerahkan persyaratan peserta, termasuk BP. Perasaan deg-degan pun muncul, telah hadir banyak finalis dari provinsi lain. Sambil menunggu acara ceramah penguatan karakter peserta didik yang akan disampaikan oleh Prof. Suyanto, dosen senior UNY, mantan Rektor UNY, dan mantan Dirjen Mandikdasmen, saya sempat bertemu dengan para finalis Bidang Sosiologi yang ternyata beberapa saya telah mengenalnya.Â
Ada pak Abdul Wahab, Guru SMA Madania Bogor, kebetulan pernah bertemu pada acara Diklat IN Kurikulum 2013 di Sawangan Bogor pada Januari 2016, ada Bu Widi Hidayati, anggota MGMP Sosiologi Kabupaten Banjar Negara yang pernah mengundang saya pada acara Workshop USBN MGMP Sosiologi Banjar Negara, ada Bu Rita Indawatik, dari SMA Negeri 2 Sragen, teman yang aktif di grup WA IGMP Sosiologi Indonesia, ada Pak Iwan Priyono dari Magelang, dengan pak Iwan saya pernah bertemu di Kegiatan MGMP Sosiologi Kabupaten Magelang, ada pak Ismail dari SMA N 12 Semarang, seorang IP (Instruktur Propinsi) Kurikulum 2013.Â
Dengan beberapa teman yang lain belum pernah bertemu. Saya mulai mengenal mereka pada acara esuk hari sebelum menuju ke kampus FIS UNY untuk mengikuti workshop eksperimen, ada mbak Asteria, seorang guru yang masih sangat muda dari SMAN CMBBS Banten, ibu Sukarlin dari SMAN 3 Bengkulu, Ibu Vivih Hartati dari SMA Dwi Warna Bogor, Pak Firman Fajar dari SMA IT Nurul Fikri Depok, Ibu Nurul Khatimah, dari SMAN 1 Karangrejo Tulungagung, pak Haryadi orang Bantul yang mengajar di SMAN 4 Pangkal Pinang, Ibu Rina Hermana yang juga finalis OGN 2016 dari SMAN 1 Sumatera Barat, serta Ibu Guru cantik dari SMA Negeri 1 Tigapanah Karo Sumatera Utara, Ibu Des Syofianti.
Hari Pertama: tes teori