Mohon tunggu...
Agni Alfia
Agni Alfia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

buat uploud tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harun Al-Rashid dan Perkembangan Puncak Kebesaran pada Zaman Kekhalifahan

20 Januari 2024   09:16 Diperbarui: 20 Januari 2024   09:16 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harun Ar-Rasyid adalah anak yang sangat cerdas. Sejak dini, Ar-Rasyid berguru kepada Yahya bin Khalid untuk mendalami pendidikan dan administrasi Islam[2]. Saat remaja pada masa pemerintahan ayahnya, AlMahdi mempersiapkan Ar-Rasyid sebagai khalifah dengan mengangkat Harun Ar-Rasyid sebagai panglima militer di Ash-Sha'ifah pada tahun 163 dan 165 H. Sedangkan pada tahun 164 H, Al-Mahdi melimpahkan tanggung jawab sebagai wali kota wilayah barat mulai dari wilayah Anbar hingga seluruh perbatasan Afrika[3].

 

Harun ar-Rasyid menikah dengan gadis Arab bernama Zubaidah dan dikaruniai anak bernama Al-Ma'mum, Al-Amin dan Al-Mu'tashim[4]. Pada Sabtu malam tanggal 14 Rabiul Awwal 145 H, Harun Ar-Rasyid menggantikan saudaranya Al-Had yang meninggal dunia ketika ayahnya diangkat menjadi khalifah Dinasti Abbasiyah dengan gelar Ar-Rasyid. Saat itu usianya masih 25 tahun[5].

 

Harun Ar-Rasyid dikenal sebagai pemimpin yang menjaga dan melestarikan nilai-nilai syariah dan hukum Allah. Dalam beribadah, beliau melaksanakan salat sunnah seratus rakaat setiap harinya, kecuali pada saat beliau sakit. Saat khalifah Harun Ar-Rasyid menjabat seluruh kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi, bahkan dapat memberikan pakaian musim panas dan musim dingin bagi para narapidana.

 

Pada malam hari, Khalifah Harun Ar-Rasyid mengamati dan melihat keadaan umatnya dengan berjalan berkeliling dan menyamar sebagai umat, yang kemudian menanyakan keinginan dan pendapat masyarakat tentang pemerintahan Harun Ar-Rasyid. Apalagi Harun Ar-Rasyid sangat mencintai ulama dan menjamin kesejahteraan para guru[6].

 

Perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan sangat besar, karena ia banyak menerjemahkan buku-buku dari berbagai bahasa asing ke dalam bahasa Arab. Mengutip penjelasan Ali bin Abi Thalib, terdapat tiga ulama fiqih pada masa pemerintahannya, yaitu: Imam Malik bin Anas yang merupakan guru dari putra Khalifah Harun Ar-Rasyid, Imam Muhammad bin Idris Syafi'ina, dan Imam Ahmad bin Hambal[7].

 

Khalifah Harun Ar-Rasyid gugur memimpin pasukannya menuju Khurasan. Di tengah perjalanan, penyakitnya kembali kambuh ketika sampai di kota Niin di bulan Syafar, dan penyakit itu membawanya ke Rahmatullah. Khalifah Harun Ar-Rasyid wafat pada Sabtu malam Jumadil Akhir 193 H.[8]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun