Mohon tunggu...
agnes davonar
agnes davonar Mohon Tunggu... -

Agnes Davonar adalah dua bersaudara penulis online yang memulai kariernya dari sebuah blog. mereka terpilih sebagai The best asia pasifik writing blogger 2010, the most influental blogger 2009, Penulis terbaik pesta blogger 2009, Finalist microsoft bloggership 2010, the best writing inspiration detik.com 2009, penulis terbaik dsfl blogger 2009, Finalis jawaban blogger inspiration 2009. Selain aktif menulis di dunia online, Agnes Davonar juga telah melahirkan 7 novel yang semuanya mencetak best seller dan diterbitkan di Taiwan. Ia pernah tampil dalam acara kick Andy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan untuk Mengenangmu dan Kenanganmu: Lettu Wiradhy Try

22 Maret 2016   23:27 Diperbarui: 11 April 2016   18:35 4964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ini adalah kisah nyata yang saya tulis untuk mengenang pribadi orang yang pernah ada dalam hidup saya 

Lettu Wiradhy Try Darwoko

[caption caption="saat bermain sulap"]

 

[caption caption="agnes davonar"][/caption]

[/caption]Di suatu malam, saya tak bisa tidur karena satu hal yang menganggu pikiran dalam pekerjaan, merasa bosan, saya pun memainkan jaringan instagram pribadi saya . Tak sengaja saya melangkah dan menemukan sebuah profil instagram pesulap yang sedang memainkan kartu yang Da. Pesulap itu lucu dan mahil, karena bakatnya saya pun kemudian memberikan love pada halaman instagramnya. Beberapa jam kemudian saya mendapatkan balasan love darinya dan saya pun menjadi penasaran sosok pesulap itu, saya meneliti lebih dalam dan lebih kaget lagi bahwa selain bisa sulat,pria itu adalah seorang perwira tentara angkatan darat.

Lalu sebuah pesan pribadi tersampaikan darinya beberapa jam kemudian setelah saya mengfollow dia dan ucapan pertama darinya adalah

“terima kasih untuk lovenya.. salam kenal mbak..”

Dari perkenalan ala remaja media sosial itu kami pun berlanjut dalam sebuah pertukaran line. Dari sana saya mengenalnya. Ia bernama Wiradhy, seorang pria berumur 25 tahun kala itu tapi dia lebih suka saya memanggilnya wira. hal yang paling mengesankan ketika mengenalnya adalah bahwa dia tak pernah berhenti menghibur saya dengan penampilan sulapnya. Setiap hari kami saling berkomunikasi, dekat dari waktu ke waktu dan karena kesibukan yang ada pada saya dan jarak yang jauh antara kami yaitu Jakarta- Palembang dan ia tinggal 6 jam perjalanan dari lampung tepatnya sekitar martapula. Akhirnya perkenalan itu hilang sesaat.

Mungkin karena dia juga sibuk sebagai pilot pesawat helikopter yang seling keliling kota dan saya sibuk dengan pekerjaan yang saya kala itu sedang sibuk dengan persiapan film. Kami kehilangan kontak.. tapi wajahnya, senyumnya dan sikapnya yang tak pernah bisa diam selalu teringat dalam pikiran saya.

Berlanjutlah pada suatu ketika saya menuliskan pesan pribadi di line timeline pribadi saya tentang kalimat sedih dan tiba-tiba dia menyapa saya dan menanyakan kenapa saya bersedih. Saya ingat benar kala itu pukul 2 malam dan dia belum tidur. Lalu ia pun menelepon saya dan bersedia menjadi teman bicara saya.

Alih-alih awalnya saya yang ingin curhat, malah menjadi dia yang ingin banyak bicara. Dia bercerita kepada saya, bahwa kamar yang sedang ia tempati, tepatnya kamar baru yang ia tempati di rumah dinas ini milik seniornya yang baru saja menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules di medan beberapa hari lalu. Lalu saya bertanya?

“ jadi kamu tidak bisa tidur karena kamar itu bekas senior kamu yang baru saja meninggal karena tragedy Hercules?”

“ bisa jadi.. tapi gak juga. Senior saya itu baik kok.. “ katanya dengan percaya diri.

“lalu kenapa dong?”

“ mungkin karena saya merasakan kesedihan yang mbak rasakan jadi gak bisa tidur juga..”

“dasar gombal. Selain bisa sulap kamu juga bisa gombal ya…”

Hilanglah rasa sedih saya malam itu, dan saya pun bertanya banyak hak tentangnya. Bakatnya sebagai pesulap yang telah ia lakukan sejak lulus sekolah. Tentang hobynya yang suka sekali memancing dan impian-impian sederhananya, serta berusaha mamahami beratnya dunia militer yang ia geluti.. lalu saya pun bertanya 

“ kalau kamu ingin jadi pesulap dan memiliki wajah seperti artis kenapa mau jadi tentara?” karena ia selalu menyebut wajahnya mirip dengan fauzi badila yang membintangi film tentang dia.

“karena takdir.. kalau saya beruntung bisa jadi artis saya tidak akan jadi tentara, kalau ternyata tidak beruntung.. hayoo.. mendingan jadi tentara kan, sudah jelas dan ada jenjang karirnya..”

“tapi tentara kan itu berat dan kamu gak takut tiba-tiba kayak senior kamu..?”
Lalu dia terdiam dan berkata

“sejak menjadi tentara.. jiwa dan raga kami sudah kami abdikan kepada Negara ini.. jadi apapun yang terjadi kami sudah siap.. mati atau hidup untuk Negara Indonesia tercinta..”

Saya kembali terdiam,,

“mbak kok banyak Tanya.. emangnya mbak mau punya pacar tentara..”

“lalu saya katakan padanya.. mantan saya itu tentara loh.. makanya saya gak mau lagi….”

Yang lebih mengejutkan dia ternyata kenal mantan saya karena pernah menempuh pendidikan dasar bersama ketika di akedemi militer dan saya pun menceritakan semuanya kepadanya. Dia hanya terdiam dan mungkin tak bisa berkata apa-apa atau memberikan saran. Dia hanya lalu mengirimkan sebuah pesan sulap yang menghibur dan berkata..

“saya tidak mungkin sama seperti yang lain.. karena saya berbeda.. saya pasti berbeda.. “

“berbeda ya.. karena kamu bisa sulap.. bisa bawa helikopter.. dan tidak bisa diam,.. “

Dia hanya tertawa dan saya terkesan padanya malam itu. kami pun kembali intens berbicara sampai akhirnya ia tiba-tiba mendapatkan tugas ke Jakarta dan dia mengajak saya bertemu. Saya pun setuju dan kami mengatur pertemuan yang singkat itu karena keesokan harinya ia harus terbang ke medan untuk membawa jenderal dalam kunjungan dinas. 

Pada saat pertama kali melihatnya dalam dunia nyata. Saya jadi paham mengapa dia tak terlihat oleh saya karena kami bertemu di gramedia. Dia memakai topi dengan celana panjang kedodolan. Lalu berlari mendekat kepada saya. Saat itu ia terlambat karena harus naik menunggu gojek. Saya memperhatikannya. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan badannya kurus. Gayanya juga tidak seperti perawakan tentara yang terkesan tegap dan keras. 

Lalu ia menarik tangan saya meminta diantarkan ke tempat membeli ban pinggang karena takut celananya lepas.

Saya hanya tertawa lalu bertanya mengapa dia menjadi kurus seperti ini sampai-sampai celananya pun kebesaran. Lalu ia bilang pada saya

“mungkin terlalu banyak pikiran dan memikirkan kamu? “

Karena saya terbiasa spontan memukul raket tenis. Saya pun memukul pundaknya dan dia terkejut. 

“kok dipukul kan sakit..”

“ kalau kamu gombal terus bisa bisa kamu kayak bola tenis, awas ya..” kata saya

“galak banget..”

Lalu saya memilihkan ban pinggang untuknya dan kami pergi makan bersama, ia mampir ke tempat saya berkenalan dengan anjing saya. Awalnya ia takut dengan anjing saya, tapi akhirnya ketika saya menyiapkan makan malam anjing saya ia malah asyik bermain dengan anjing saya. Kami menghabiskan waktu untuk nonton dan akhirnya jam malam memisahkan kami. pada saat itu dia berkata pada saya

“ kalau ini mungkin pertemuan terakhir kita.. ?” katanya 

“ memangnya kenapa?”

“ karena saya takut jatuh cinta sama kamu..”

Saya pun memukulnya untuk terakhir kali sebelum ia pulang dan tertawa. Walau singkat petemuan itu tapi ia menunjukan trik sulapnya yang akhirnya berhasil saya bongkar.. dengan rasa kecewa ia bilang ia akan memperbaikin triknya lain kali dan pastinya ia akan selalu mengenang bagaimana rasanya saya memukul dia setiap kali tanpa peringatan.

***

[caption caption="saya dan dia"]

[/caption]

Setelah seminggu kemudian kami pun menjadi pasangan kekasih. Saya salut padanya karena ketika saya bilang padanya kalau pacaran dengan saya jangan pernah merokok. Ia mampu menuruti walau saya tau terkadang diam-diam dia merokok. Kami tidak hanya membicarakan tentang hubungan kami tapi saling memberikan saran-saran tentang hal hal yang bisa ia lakukan untuk membantu orang tuanya. Saya bangga padanya karena ia tidak hanya menunggu gaji yang ia terima setiap bulannya. Ia juga bekerja diluar itu.

Ia pernah berbisnis stiker motor yang akhirnya membuatnya bangkrut karena uang hasil penjualannya dibawa kabur dan berusaha bangkit dengan menjual kaos-kaos yang unik-unik. Tapi hal yang paling ia banggakan kepada saya adalah tentang impian membuat kolam ikan di depan asramanya yang ia akan bongkar untuk dia jadirkan ternak ikan gurame dan sejenisnya. Kebetulan saya juga menyukai ikan dan akhirnya kami bena-benar saling merencanakan kolam itu. setiap hari ia memberikan kabar bagaimana perkembangan kolam dan ikan-ikan yang dikembang biakan. 

Saya gembira sekali saat itu, karena darinya saya jadi tau bagaimana berternak ikan itu adalah sebuah pekerjaan menyenangkan. Otak bisnisnya berjalan baik dan ia yakin kelak 6 bulan lagi ikan ini akan ia panen dan ia jual hasilnya untuk membantu orang tuanya. Satu-satunya kecemasan yang ia miliki adalah tentang masa tugas ayahnya yang akan pensiun menjadi PNS dan ia memiliki tanggung jawab untuk membantu sebagai tulang pundak keluarga.

Mengenalnya secara pribadi membuat saya terinspirasi membuat sebuah cerita dan saya katakan padanya kelak saya akan membuat kisah dengan nama dia. Tapi satu pertanyaan yang saya katakan padanya adalah..

“ kamu keberatan kalau nanti dikisah itu kamu gak ada?”

“kenapa?”

“ karena di setiap cerita saya.. orang yang saya tulis akan meninggal…karena pasti jadi sad story..”

“kenapa begitu..”

“itulah ciri khas cerita saya..”

“itu semua dunia yang kamu ciptakan saya pasti menerimanya.. dan semoga kelak cerita itu sukses ya.. dan jangan lupa traktir makan saya..”

“ kok kamu pasrah gitu..”

“ karena saya tau.. saya tidak bisa mengubah cerita yang kamu buat kan? Kan kamu bos dalam cerita kamu…”

“begitu ya.. yauda kamu pasti saya bikin sakit atau apaa.. jadi jangan kecewa ya..”

“sadis..” katanya dengan bercanda ciri khasnya…
[caption caption="line"]

[/caption]

Saya pun mengirimkan setiap bab yang saya tulis setiap hari padanya. Dia selalu memberikan motivasi pada saya untuk terus menulis dan ia menunggu hasil ceritanya. Sayang.. 2 bulan setelah hubungan kami berjalan. Karena kesibukan dan pekerjaan kami yang padat, akhirnya hubungan ini menjadi tidak baik. kami pun berpisah. Kami memutuskan mengakhiri hubungan dengan alasan pribadi yang tak bisa kami jelaskan. Tapi kami berjanji untuk menjadi teman baik,.. 

Saya katakan padanya.. 

“kelak kalau kamu ke Jakarta.. jangan ragu untuk menghubungi saya.. saya akan selalu siap bertemu..”

Dan kami pun tak pernah bicara selain saya pun menghitung waktu dan melihat dia kemudian telah memiliki pasangan baru yang saya tau seorang tentara perempuan yang ia bilang ia kenal di palembang. Saya mengucapkan selamat dan ia mengatakan mungkin perempuan itu menjadi yang terakhir dalam hidupnya. Ketika mendengar itu, ada rasanya sedih tapi saya mengucapkan selamat dan saya pun menjalin sebuah hubungan baru dengan orang lain dan kami benar-benar tak bicara untuk waktu yang lama.

Beberapa bulan kemudian. Tiba-tiba dia menghubungi saya dan mengirimkan kolam ikan yang dulu kami rencanakan bersama kini telah menjadi sempurna dengan ikan-ikan yang sudah mulai tumbuh besar. ikan-ikan yang dulu saat ia beli hanya seukuran jari kelingking manusia kini telah membesar seukuran tangan manusia dewasa. Ia bangga dan berkata dalam waktu dekat ia akan memanen ikan ini dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Saya turut senang dan menyambut suka cita berita kebehasilan kolam ikannya, tapi ia juga memberikan berita sedih kepada saya kalau ia baru saja putus dengan pacarnya dan tak lagi berkomunikasi. 

Saya pun juga sedang putus dengan pacar saya dan lebih sedih lagi saya baru kehilangan anjing tercinta saya karena meninggal lalu ia berkata pada saya untuk tabah dan ikhlas, ia juga berkata bahwa dalam waktu dekat akan ke Jakarta untuk menghadiri pernikahan seniornya. Ia berharap saya ada waktu untuk bertemu padanya. Saat itu saya sedang di korea dan akhirnya saya bilang padanya kalau memang bisa saya akan pergi menemuinya karena saya tidak tau kapan saya pulang dari korea. Walau saya tidak yakin memiliki waktu untuk kembali bertemu dengannya tapi sepertinya Tuhan memang telah mengatur segalanya,
Tiba-tiba tiket saya bisa diubah untuk pulang lebih awal dari rencana awal saya di korea. Saya pun kembali ke Jakarta. Dan akhirnya saya bertemu dengannya. Saat itu saya melihatnya tidak seperti dulu, ia tidak begitu semangat dan tubuhnya juga menjadi lebih kurus. Saya Tanya padanya kenapa jadi kurus, ia bilang tidak enak badan dan sedang sakit akhir-akhir ini. Saya pun memarahinya untuk berhenti merokok dan ia hanya manggup-manggup dengan ciri khasnya yang mengatakan saya bawel seperti enci-enci glodok
Kami makan bersama dan waktu yang singkat itu saya katakan padanya .
“ saya senang bisa ketemu kamu lagi.. kita lupain yang pernah ada ya.. pernah ribut dan pernah saling marah.. kita jadi teman baik.. maaf kalau dulu saya bikin salah sama kamu..”
Dia tersenyum berkata.
“ saya sudah ikhlaskan kok.. apapun yang uda terjadi ya sudahlah.. gak perlu dibahas.. toh Tuhan yang punya rencana apapun itu.. “
Dia benar dan saya setuju, kami tidak pernah lagi membahas tentang yang sudah-sudah. Sebelum berpisah saya memberikan sebuah hadiah oleh-oleh yang saya siapkan untuknya dari korea. Dengan suka cita ia menerimanya dan sebelum berpisah ia berpesan kepada saya..
“ jangan suka bergadang ya.. orang yang tidur malam bangun siang.. rejekinya dipatok ayam”
Saya hanya tertawa dan kami pun berpisah karena esokanya ia harus pulang ke Palembang. Ia sempat menanyakan novel yang saya tulis dengan nama dia, saya katakan padanya kalau dalam novel itu kamu meninggal karena sebuah kecelakaan, dia hanya tertawa dan menunggu untuk membacanya. Sebelum pergi ia mengatakan kepada saya bahwa ia akan bertugas ke daerah Sulawesi dan mungkin ke Jakarta lagi. Saya pun berjanji akan membawanya ke tempat makan yang enak asal ia berheti merokok.
Ia tesenyum dan entah mengapa saya terus berpikir tentangnya sampai-sampai terbawa dalam mimpi saya beberapa hari kemudian. Mimpi buruk yang yang membuat saya terbangun dengan air mata. malam itu juga saya menelepon dan memberitahukan semua mimpi saya padanya. Saat itu ia hanya tersenyum..
“kamu mimpiinya jahat banget.. masa saya kecelakaan.. “
[caption caption="line"]

[/caption]“iya.. saya juga gak tau kenapa bermimpi seperti itu.. “
“ ya sudahlah.. namanya juga mimpi. Artinya kamu kangenin saya..”
Saya tertawa dan rasa takut saya hilang seketika ketika ia bicara demikian. Saat itu ia bilang ia sedang ke poso dan sedang menjalankan tugas untuk sesuatu yang saya tak mengerti. Ia hanya berpesan kepada saya kalau pulang dari poso ini ia akan panen ikannya dan kalau ikannya sudah dipanen, uangnya akan ia kasih ke orang tuanya untuk ditabung, lalu ia mengirimkan video ikan-ikan yang ia ternak begitu lincah dan besar. ia harus bersiap-siap bekerja lebih giat karena ayahnya sudah akan pensiun beberapa bulan lagi. Saya pun mendoakan yang terbaik padanya dan ia pun minta izin untuk tidur.
Malam setelah itu, saya bicara dengan juniornya yang bernama Tito yang saya kenal baik karena sering bercanda dengan saya. Ia mengirimkan foto Wiradhy kepada saya yang sedang rapat dengan wajah serius namun lelah dengan setengah meledek.
“ nes.. ini ada mantan kamu” kata tito meledek.
“loh kok ada dia.. kamu lagi sama dia..”
“iya kan lagi tugas bareng di poso sama bang Wiradhy..”
“ titip salam ya untuk abang kamu.. kenapa wajahnya lesu gitu.. “ tanya saya.
“mungkin karena lagi serius meeting.. “
“oh iya poso lagi tugas tumpas teroris ya.. kamu hati-hati ya.. kata saya padanya.. jaga bang Wiradhy,,”
“siap bos..”
Sebelum berpisah Tito sempat mengirimkan fotonya kepada saya dan saya mengucapkan terima kasih. lalu saya pun iseng mengirimkan foto Wiradhy kepada Wiradhy yang ia sambut dengan kaget karena ternyata saya kenal adik juniornya. Kami bicara [caption caption="diambil oleh tito"]
[/caption]panjang lebar malam itu dan saya Tanya kepada ia kenapa belum tidur dan ia hanya bilang belum mengantuk. Kami pun bicara panjang lebar dan Entah mengapa ia banyak bicara malam itu dan saya tertidur tanpa membalas pesannya. bodohnya lagi karena saya sedang di bali dan sibuk dengan teman-teman saya sehingga tidak sempat membalas pesan dia, saya pikir saya akan balas malam nanti setelah saya habis bermain tenis..
Ternyata itu kesalahan besar dalam hidup saya…
Jam 6 seorang teman kemudian memberitahu saya kalau wiradhy telah meninggal karena kecelakaan pesawat helicopter.
Saya shock kemudian membuka line saya dan membaca pesannya kepada saya.. saya hanya bisa menangis dan teman-teman memeluk saya. Saya tak menyangka ia pergi begitu cepat.. dalam pesan singkatnya yang membuat saya merasa ia berpamitan kepada saya..

[caption caption="line terakhir "]

[/caption]

Saya lebih sedih lagi karena Tito juga menjadi korban dalam kecelakaan itu padahal saya belum sempat memberikan oleh-oleh yang ia pesan ketika saya sedang di korea. Saya tak bisa berkata apa-apa selain mengurung diri saya di hotel. Memanjatkan doa kepadanya. Meminta maaf untuk segala kesalahan dan kebodohan saya yang tak sempat menyampatkan membalas pesan terakhirnya kepada saya..
saya tau.. sulit untuk membalikkan waktu yang pernah ada dan mengembalikan hal yang pernah ada kepada rencana Tuhan.. saya hanya bisa berharap mungkin di kehidupan lain saya bisa bertemu denganya dan menjawab pertanyaan yang belum sempat saya sampaikan.. rasanya sungguh aneh ketika saya sering membicarakan tentang hal-hal yang berkisah tentang karaktek novel saya yang mengalami kehilangan dan kini saya mengalami hal tersebut. tapi saya tau, ini semua rencana Tuhan yang tidak bisa saya halangi dan ini adalah takdir yang telah terjadi. Walau sedih saya harus ikhlas dan rasa bersalah yang ada karena tak menjawab pertanyaannya yang terakhir adalah hal yang paling saya sesali.
bagi saya..
kamu adalah hal yang terindah dan sejarah terindah yang pernah saya dapatkan dalam kehidupan saya..
selamat jalan Wiradhy.. mantan terindah dalam hidup saya
selamat jalan Tito.. sahabat sesaat yang menghibur saya

TULISAN ini untuk mengenang masa-masa indah dan berharap menjadi bagian sejarah yang selalu abadi untuk selamanya..
Mungkin saya tidak pernah bisa menjawab pertanyaan yang ia harapkan. Tapi saya tau. Bagaimana rasa sepi itu. dan kini semoga tidak ada lagi rasa sepi.. yang ada rasa bahagia menyertai perjalanan hiudpmu bersama Tuhan…

 

foto instagram 

agnes davonar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun