“ karena saya tau.. saya tidak bisa mengubah cerita yang kamu buat kan? Kan kamu bos dalam cerita kamu…”
“begitu ya.. yauda kamu pasti saya bikin sakit atau apaa.. jadi jangan kecewa ya..”
“sadis..” katanya dengan bercanda ciri khasnya…
[caption caption="line"]
Saya pun mengirimkan setiap bab yang saya tulis setiap hari padanya. Dia selalu memberikan motivasi pada saya untuk terus menulis dan ia menunggu hasil ceritanya. Sayang.. 2 bulan setelah hubungan kami berjalan. Karena kesibukan dan pekerjaan kami yang padat, akhirnya hubungan ini menjadi tidak baik. kami pun berpisah. Kami memutuskan mengakhiri hubungan dengan alasan pribadi yang tak bisa kami jelaskan. Tapi kami berjanji untuk menjadi teman baik,..
Saya katakan padanya..
“kelak kalau kamu ke Jakarta.. jangan ragu untuk menghubungi saya.. saya akan selalu siap bertemu..”
Dan kami pun tak pernah bicara selain saya pun menghitung waktu dan melihat dia kemudian telah memiliki pasangan baru yang saya tau seorang tentara perempuan yang ia bilang ia kenal di palembang. Saya mengucapkan selamat dan ia mengatakan mungkin perempuan itu menjadi yang terakhir dalam hidupnya. Ketika mendengar itu, ada rasanya sedih tapi saya mengucapkan selamat dan saya pun menjalin sebuah hubungan baru dengan orang lain dan kami benar-benar tak bicara untuk waktu yang lama.
Beberapa bulan kemudian. Tiba-tiba dia menghubungi saya dan mengirimkan kolam ikan yang dulu kami rencanakan bersama kini telah menjadi sempurna dengan ikan-ikan yang sudah mulai tumbuh besar. ikan-ikan yang dulu saat ia beli hanya seukuran jari kelingking manusia kini telah membesar seukuran tangan manusia dewasa. Ia bangga dan berkata dalam waktu dekat ia akan memanen ikan ini dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Saya turut senang dan menyambut suka cita berita kebehasilan kolam ikannya, tapi ia juga memberikan berita sedih kepada saya kalau ia baru saja putus dengan pacarnya dan tak lagi berkomunikasi.
Saya pun juga sedang putus dengan pacar saya dan lebih sedih lagi saya baru kehilangan anjing tercinta saya karena meninggal lalu ia berkata pada saya untuk tabah dan ikhlas, ia juga berkata bahwa dalam waktu dekat akan ke Jakarta untuk menghadiri pernikahan seniornya. Ia berharap saya ada waktu untuk bertemu padanya. Saat itu saya sedang di korea dan akhirnya saya bilang padanya kalau memang bisa saya akan pergi menemuinya karena saya tidak tau kapan saya pulang dari korea. Walau saya tidak yakin memiliki waktu untuk kembali bertemu dengannya tapi sepertinya Tuhan memang telah mengatur segalanya,
Tiba-tiba tiket saya bisa diubah untuk pulang lebih awal dari rencana awal saya di korea. Saya pun kembali ke Jakarta. Dan akhirnya saya bertemu dengannya. Saat itu saya melihatnya tidak seperti dulu, ia tidak begitu semangat dan tubuhnya juga menjadi lebih kurus. Saya Tanya padanya kenapa jadi kurus, ia bilang tidak enak badan dan sedang sakit akhir-akhir ini. Saya pun memarahinya untuk berhenti merokok dan ia hanya manggup-manggup dengan ciri khasnya yang mengatakan saya bawel seperti enci-enci glodok
Kami makan bersama dan waktu yang singkat itu saya katakan padanya .
“ saya senang bisa ketemu kamu lagi.. kita lupain yang pernah ada ya.. pernah ribut dan pernah saling marah.. kita jadi teman baik.. maaf kalau dulu saya bikin salah sama kamu..”
Dia tersenyum berkata.
“ saya sudah ikhlaskan kok.. apapun yang uda terjadi ya sudahlah.. gak perlu dibahas.. toh Tuhan yang punya rencana apapun itu.. “
Dia benar dan saya setuju, kami tidak pernah lagi membahas tentang yang sudah-sudah. Sebelum berpisah saya memberikan sebuah hadiah oleh-oleh yang saya siapkan untuknya dari korea. Dengan suka cita ia menerimanya dan sebelum berpisah ia berpesan kepada saya..
“ jangan suka bergadang ya.. orang yang tidur malam bangun siang.. rejekinya dipatok ayam”
Saya hanya tertawa dan kami pun berpisah karena esokanya ia harus pulang ke Palembang. Ia sempat menanyakan novel yang saya tulis dengan nama dia, saya katakan padanya kalau dalam novel itu kamu meninggal karena sebuah kecelakaan, dia hanya tertawa dan menunggu untuk membacanya. Sebelum pergi ia mengatakan kepada saya bahwa ia akan bertugas ke daerah Sulawesi dan mungkin ke Jakarta lagi. Saya pun berjanji akan membawanya ke tempat makan yang enak asal ia berheti merokok.
Ia tesenyum dan entah mengapa saya terus berpikir tentangnya sampai-sampai terbawa dalam mimpi saya beberapa hari kemudian. Mimpi buruk yang yang membuat saya terbangun dengan air mata. malam itu juga saya menelepon dan memberitahukan semua mimpi saya padanya. Saat itu ia hanya tersenyum..
“kamu mimpiinya jahat banget.. masa saya kecelakaan.. “
[caption caption="line"]
“ ya sudahlah.. namanya juga mimpi. Artinya kamu kangenin saya..”
Saya tertawa dan rasa takut saya hilang seketika ketika ia bicara demikian. Saat itu ia bilang ia sedang ke poso dan sedang menjalankan tugas untuk sesuatu yang saya tak mengerti. Ia hanya berpesan kepada saya kalau pulang dari poso ini ia akan panen ikannya dan kalau ikannya sudah dipanen, uangnya akan ia kasih ke orang tuanya untuk ditabung, lalu ia mengirimkan video ikan-ikan yang ia ternak begitu lincah dan besar. ia harus bersiap-siap bekerja lebih giat karena ayahnya sudah akan pensiun beberapa bulan lagi. Saya pun mendoakan yang terbaik padanya dan ia pun minta izin untuk tidur.
Malam setelah itu, saya bicara dengan juniornya yang bernama Tito yang saya kenal baik karena sering bercanda dengan saya. Ia mengirimkan foto Wiradhy kepada saya yang sedang rapat dengan wajah serius namun lelah dengan setengah meledek.
“ nes.. ini ada mantan kamu” kata tito meledek.
“loh kok ada dia.. kamu lagi sama dia..”
“iya kan lagi tugas bareng di poso sama bang Wiradhy..”
“ titip salam ya untuk abang kamu.. kenapa wajahnya lesu gitu.. “ tanya saya.
“mungkin karena lagi serius meeting.. “
“oh iya poso lagi tugas tumpas teroris ya.. kamu hati-hati ya.. kata saya padanya.. jaga bang Wiradhy,,”
“siap bos..”
Sebelum berpisah Tito sempat mengirimkan fotonya kepada saya dan saya mengucapkan terima kasih. lalu saya pun iseng mengirimkan foto Wiradhy kepada Wiradhy yang ia sambut dengan kaget karena ternyata saya kenal adik juniornya. Kami bicara [caption caption="diambil oleh tito"]
Ternyata itu kesalahan besar dalam hidup saya…
Jam 6 seorang teman kemudian memberitahu saya kalau wiradhy telah meninggal karena kecelakaan pesawat helicopter.
Saya shock kemudian membuka line saya dan membaca pesannya kepada saya.. saya hanya bisa menangis dan teman-teman memeluk saya. Saya tak menyangka ia pergi begitu cepat.. dalam pesan singkatnya yang membuat saya merasa ia berpamitan kepada saya..
[caption caption="line terakhir "]
Saya lebih sedih lagi karena Tito juga menjadi korban dalam kecelakaan itu padahal saya belum sempat memberikan oleh-oleh yang ia pesan ketika saya sedang di korea. Saya tak bisa berkata apa-apa selain mengurung diri saya di hotel. Memanjatkan doa kepadanya. Meminta maaf untuk segala kesalahan dan kebodohan saya yang tak sempat menyampatkan membalas pesan terakhirnya kepada saya..
saya tau.. sulit untuk membalikkan waktu yang pernah ada dan mengembalikan hal yang pernah ada kepada rencana Tuhan.. saya hanya bisa berharap mungkin di kehidupan lain saya bisa bertemu denganya dan menjawab pertanyaan yang belum sempat saya sampaikan.. rasanya sungguh aneh ketika saya sering membicarakan tentang hal-hal yang berkisah tentang karaktek novel saya yang mengalami kehilangan dan kini saya mengalami hal tersebut. tapi saya tau, ini semua rencana Tuhan yang tidak bisa saya halangi dan ini adalah takdir yang telah terjadi. Walau sedih saya harus ikhlas dan rasa bersalah yang ada karena tak menjawab pertanyaannya yang terakhir adalah hal yang paling saya sesali.
bagi saya..
kamu adalah hal yang terindah dan sejarah terindah yang pernah saya dapatkan dalam kehidupan saya..
selamat jalan Wiradhy.. mantan terindah dalam hidup saya
selamat jalan Tito.. sahabat sesaat yang menghibur saya