Alih-alih awalnya saya yang ingin curhat, malah menjadi dia yang ingin banyak bicara. Dia bercerita kepada saya, bahwa kamar yang sedang ia tempati, tepatnya kamar baru yang ia tempati di rumah dinas ini milik seniornya yang baru saja menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules di medan beberapa hari lalu. Lalu saya bertanya?
“ jadi kamu tidak bisa tidur karena kamar itu bekas senior kamu yang baru saja meninggal karena tragedy Hercules?”
“ bisa jadi.. tapi gak juga. Senior saya itu baik kok.. “ katanya dengan percaya diri.
“lalu kenapa dong?”
“ mungkin karena saya merasakan kesedihan yang mbak rasakan jadi gak bisa tidur juga..”
“dasar gombal. Selain bisa sulap kamu juga bisa gombal ya…”
Hilanglah rasa sedih saya malam itu, dan saya pun bertanya banyak hak tentangnya. Bakatnya sebagai pesulap yang telah ia lakukan sejak lulus sekolah. Tentang hobynya yang suka sekali memancing dan impian-impian sederhananya, serta berusaha mamahami beratnya dunia militer yang ia geluti.. lalu saya pun bertanya
“ kalau kamu ingin jadi pesulap dan memiliki wajah seperti artis kenapa mau jadi tentara?” karena ia selalu menyebut wajahnya mirip dengan fauzi badila yang membintangi film tentang dia.
“karena takdir.. kalau saya beruntung bisa jadi artis saya tidak akan jadi tentara, kalau ternyata tidak beruntung.. hayoo.. mendingan jadi tentara kan, sudah jelas dan ada jenjang karirnya..”
“tapi tentara kan itu berat dan kamu gak takut tiba-tiba kayak senior kamu..?”
Lalu dia terdiam dan berkata
“sejak menjadi tentara.. jiwa dan raga kami sudah kami abdikan kepada Negara ini.. jadi apapun yang terjadi kami sudah siap.. mati atau hidup untuk Negara Indonesia tercinta..”