"Ayolah mon jawablah ajakanku, aku ingin merajut masa depan denganmu."
"Aaaa…ku…"
Raka menatapku dengan senyum. Gelagat wajahnya nampak biasa dan santai. Dari bola matanya terpancar sinar ketulusan.
"Kenapa tergugup gitu mon? Huhh." Raka bergumam pelan, "apakah kamu meragukanku?"
Aku menggelengkan kepala padanya.
"Lantas kenapa mondew?" Ia tersenyum, "aku akan mencoba untuk terus bersamamu walau di neraka sekalipun, hehe." Ia mulai mengajakku bersenda gurau dengan rayuan manisnya.
"Sungguh?" Aku menjawabnya menikmati candaannya.
"Iya, janganlah takut dan risau jikalau harus terbakar di neraka mon." Ia melanjutkan "tenang kamu tidak sendiri, ajaklah aku masuk ke dalamnya. Karena aku yakin nerakamu jauh lebih indah dari surga yang ada." Ia menjawab cepat dengan penuh rayuan.
Aku terbang melayang seketika, terbuai oleh rayuannya. Hatiku terasa membinar, mungkin merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
"Baik kalau begitu." Aku membalas Raka.
"Terimakasih Mondew." Jawab Raka sembari langsung mencium jemari tanganku.