"Hmmmmm."
Raka menengadahkan kepalanya kembali sembari tersenyum menatap bintang.
"Bulan itu sangat indah dan menawan ya mon?" Ia berujar pelan, "begitu pula dengan bintang ia berkelip terang penuh warna."
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan ka."
Ia langsung menatapku seketika dengan penuh senyuman. Senyum yang tulus penuh kelembutan terpancar dari wajahnya.
"Seandainya aku bulan dan engkau bintang apakah kamu mau bersatu denganku?" Dia berkata lirih.
Lagi-lagi aku tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya. Aku hanya diam sembari kupalingkan wajah untuk melihat bintang dan bulan mencoba memaknai apa yang dikatakan oleh Raka.
“Bintang dan bulan tidak pernah bersatu, mereka saling bersaing untuk mencoba menghiasi langit gelap.” Raka menghela napas, “Bulan berusaha untuk memberikan sinar terang untuk mengindahkan langit gelap. Sedangkan bintang berusaha memberikan warna sebagai hiasan di angkasa."
"Aku mengerti." Aku menjawab ketus dengan cepat, wajahku seketika langsung kupalingkan menghadap Raka.
"Mari kita satukan ya mon, harapan dan keinginan kita saat ini menjadi dasar kebahagiaan kita selanjutnya." Suaranya sangat sendu, "maukah kau menjalin hubungan denganku?" Ia meraih tanganku seketika dan dibelainya dengan lembut.
"Ta…tapi…" Aku tergugup.