Dokter itu tersenyum menatap Niko sedih. Air matanya mulai menetes membasahi pipi. Perasaan haru menyelimuti keadaannya saat itu. Nikopun demikian, ia sudah bisa mengikhlaskan kepergian ayahnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!