Mohon tunggu...
Agistina Sekarini Kanika
Agistina Sekarini Kanika Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers Mahasiswa

Seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pekalongan yang tertarik dibidang menulis dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Waktu Jawaban Kehidupan

30 Juli 2019   13:29 Diperbarui: 30 Juli 2019   13:42 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Terpenting, jika kamu sudah mengenalnya kamu siap menerima resikonya"

            "Waktu tidak akan mengkhianatimu kok, dia akan berjalan sesuai takdir" lanjutnya

            Aku ingin cepat berganti topik, karena topik ini sedikit membuatku terpukul dan keluh!

            "Tenang, tidak usah dikhawatirkan" ucapnya sambil mengunyah makanan

            "Aku tahu, beberapa lama lagi kamu akan membuka hatimu. Tapi, jangan terlalu lebar"

            Aku ingin dia berhenti membahas itu, tapi aku penasaran setiap kalimat yang keluar.

            Lama sekali aku menunggu kalimatnya keluar namun, ia memilih untuk bergegas menghabiskan makanan, Ketika kami sedang menikmati sarapan pagi, datang remaja perempuan seusiaku ke rumah sahabatku ini. Dia datang dengan membawa beberapa sayuran dikeranjang belanjanya. Aku baru melihat dia kali ini.

            "Dia pembantu yang ibu suruh untuk mengatur rumah dikala siang hingga sore." Ujar sahabatku. Aku mengangguk, namun ada rasa heran dikepalaku. Mengapa pekerjaan seperti ini yang ia ambil? Memang, pekerjaan ini tidak menyimpang dari norma namun? Remaja itu menuju dapur dan berganti ke kamar sahabatku, menata ranjang dan semua hal yang perlu dibereskan. Aku heran, padahal sahabatku ini bisa mengatur rumahnya sendiri mengapa sang ibu menugaskan orang lain?

            "Ibuku bilang aku hanya mengatur komunitas, organisasi seakan aku ini aktivis yang sibuk tanpa memerhatikan rumahku sendiri" ujar sahabatku seolah dia tahu pikirkanku.

            "Dia punya cita-cita ingin kuliah seperti kita. Tapi, kondisi ekonomi. Dia memiliki harapan bahwa hal itu akan indah pada waktunya. Sungguh, ternyata masih ada seseorang seperti ku yang berharap dengan waktu" ujar sahabatku.

            Aku terdiam, mencari kata terbaik untuk menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun