Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kolam Asam dan Laut Kita yang Terancam

24 Agustus 2024   09:57 Diperbarui: 25 Agustus 2024   14:18 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Hidangan ikan asap kuah santan pedas, kuliner yang mungkin akan hilang karena terancamnya keanekaragaman hayati laut | Ilustrasi gambar: cookpad.com

Krisis iklim dan ancaman terhadap keanekaregaman hayati bukanlah masalah satu komunitas atau bahkan satu negara saja. Inilah masalah bagi semua penduduk bumi, khususnya manusia. Oleh karena itu, kerjasama internasional memegang peranan penting dalam menciptakan kestabilan bumi yang kita tinggali ini.

Penegakan Paris Agreement penting dilakukan agar semua negara yang terlibat ikut mematuhi isi perjanjian tersebut. Begitu pula dengan perjanjian-perjanjian lain yang mengusung misi utama menyelamatkan bumi.

kolaborasi-lingkungan-66c94ad3c925c420330811d2.png
kolaborasi-lingkungan-66c94ad3c925c420330811d2.png

Kolaborasi merawat lingkungan adalah satu-satunya cara untuk memulihkan kondisi bumi| Ilustrasi gambar: sindonews.com

***

Elizabeth Kolbert mengatakan dalam buku The Sixth Extinction-nya kurang lebih begini, "A Future that would be unrecognizable to those of us who have been fortunate enough to live in what will soon be the ancient past." yang menggambarkan bagaimana tindakan manusia bisa mengubah planet kita secara drastis sehingga bahkan anak cucu kita barangkali tidak akan mengenali dunia yang kita tinggali saat ini.

Mungkin dalam beberapa tahun mendatang hidangan ikan asap akan menjadi komoditas yang lebih langka ditemui seiring populasi ikan di lautan yang semakin terancam. Entah apa yang bisa saya katakan kepada anak cucu nanti ketika mereka mempertanyakannya.

Semoga tulisan singkat ini bisa memberi mereka sedikit penjelasan.

Lantas bagaimana dengan Anda?

Maturnuwun,

Agil Septiyan Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun