Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kolam Asam dan Laut Kita yang Terancam

24 Agustus 2024   09:57 Diperbarui: 25 Agustus 2024   14:18 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Hidangan ikan asap kuah santan pedas, kuliner yang mungkin akan hilang karena terancamnya keanekaragaman hayati laut | Ilustrasi gambar: cookpad.com

Kalau bisa dibilang kunci utama dari upaya kolaborasi melindungi ekosistem laut ini adalah pendidikan. Pendidikan menjadikan kita tahu banyak hal termasuk sebab akibat dan dampak jangka pendek maupun panjang terhadap suatu peristiwa. Kemampuan bernalar dan melihat masa depan adalah syarat utama lahirnya sebuah kesadaran.

Misalnya dengan memberlakukan kurikulum khusus terkait pentingnya memelihara keanekaragaman hayati. Atau bisa juga dengan mengadakan penyuluhan khusus di kampung-kampung pesisir untuk membangun kesadaran ekosistem laut di teengah masyarakat.

Sehingga dengan kesadaran itulah yang nantinya akan menjadi auto-pilot bagi masing-masing pribadi untuk turut berbuat yang terbaik bagi keberlangsungan ekosistem di lautan.

2. Mengurangi Emisi Karbon Dioksida (CO2)

Sebagai penyebab utama pengasaman air laut tentunya cara terbaik adalah dengan mereduksi semaksimal mungkin CO2 yang terpasok ke atmosfer. Hal-hal yang sedang diupayakan saat ini seperti pemberdayaan EBT, atau penggunaan kendaraan listrik harus lebih dioptimalkan.

Penggunaan energi listrik diperkirakan bisa mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen [2].

Pola hidup masyarakat yang masih bergantung pada bahan bakar fosil mesti diakselerasi kemandiriannya.Tidak mudah memang, namun jika langkah tersebut tidak kita tempuh maka semuanya pasti akan terlambat.

3. Konservasi dan Pemulihan Ekosistem Laut

Upaya konservasi laut cenderung masih hanya dilakukan oleh para aktivis pegiat lingkungan. Sementara jumlah komunitas semacam ini terbilang masih sangat sedikit. Butuh dukungan ekstra dari komunitas lain yang memiliki intensitas tinggi berbaur dengan ekosistem lautan, misalnya nelayan, petani laut, dan sejenisnya seperti kegiatan bernama Indonesia Coral Reef Garden yang pernah dilakukan di provinsi Bali.

Disamping memanfaatkan hasil laut, nelayan juga mesti diarahkan untuk turut serta merawat ekosistem yang ada dan menghindari tindakan-tindakan yang merusak ekosistem laut dalam jangka panjang. Seperti menggunakan pukat untuk menangkap ikan sehingga memutus kehidupan ikan-ikan kecil sebelum ia sempat tumbuh dewasa.

4. Pemantauan dan Penelitian

Setiap langkah yang kita perbuat, khususnya dalam upaya kolaborasi ini tentu membutuhkan panduan yang jelas. Pemantauan situasi terkini adalah informasi penting untuk menentukan langkah dan strategi apa yang akan ditempuh selanjutnya.

Begitupun dengan penelitian, hal ini akan memberikan sudut pandang baru dalam memahami apakah kondisi yang sedang terjadi memerlukan langkah-langkah extraordinary atau tidak.

5. Kerjasama Internasional

Dunia kita terhubung dengan semua orang. Polusi yang kita perbuat di Indonesia akan turut dirasakan dampaknya di Korea Selatan sana. Begitupun sebaliknya. Pengasaman air laut yang terjadi di sisi laut Benua Eropa pun lambat laun juga akan mempengaruhi keadaan kita yang tinggal di Indonesia. Keterhubungan ini yang memerlukan kolaborasi dari semua pihak, dan bahkan seluruh umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun