Reaksi antara CO2 dengan air (H2O) tersebutlah yang kemudian membentuk asam karbonat. Asam karbonat terdisosiasi menjadi ion bikarbonat dan ion hidrogen. Ion hidrogen inilah yang lantas menyebabkan penurunan pH air laut sehingga air laut menjadi asam.
Pengasaman air laut bukannya sesuatu yang tidak terjadi pada masa lalu, hal itu memang juga terjadi. Hanya saja, siklus yang terjadi lebih terkendali seiring laju penambahan CO2 yang belum semasif sekarang. Saat ini kita bisa melihat dari berbagai publikasi betapa "boros"-nya kita dalam memproduksi CO2. Tak ayal hal itu pun membuat laut kewalahan.
Industrialisasi tidak bisa dipungkiri ikut andil menciptakan kondisi ini. Ketergantungan kita yang masih tinggi terhadap energi fosil menjadi penegasan bahwasanya kita sendirilah yang sebenarnya sedang "menggergaji batang pohon yang kita duduki" dengan menjadikan bumi semakin sakit dan kurang bersahabat bagi sebagian penghuninya.
Perlahan tapi pasti, dampak dari pengasaman laut tersebut membuat kehidupan laut rusak. Pengasaman menyebabkan organisme laut, khususnya yang memiliki cangkang luar atau kerangka seperti moluska, kerang, dan beberapa jenis plankton mengalami perlambatan proses pembentukan cangkang atau bahkan melarutkan cangkang yang sudah mereka bentuk.
Lebih berbahayanya lagi, pengasaman air laut bisa merusak terumbu karang yang merupakan salah satu sistem kehidupan paling produktif di dunia. Mengingat Indonesia terletak hampir sempurna di tengah-tengah kawasan Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, pengasaman air laut tentu merupakan ancaman serius bagi kita semua.
Tanda-tandanya sudah tampak. Misalnya, hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oceanografi (RCO) tahun 2019 yang menunjukkan sekitar 33,8% terumbu karang di Indonesia dalam kondisi buruk atau rusak [1]. Â
Padahal, terumbu karang memegang peranan sangat penting dalam menjaga keanekaragaman hayati lautan, antara lain sebagai habitat dan tempat berkembang biak biota laut, sebagai sumber makanan, dan sebagai pelindung bagi ekosistem.
Kolam Susu dan Ekonomi Biru
Kekayaan alam Indonesia, terutama lautan, sangat melimpah dan beraneka ragam. Sampai-sampai grup musik legendaris Koes Plus menuangkan hal tersebut ke dalam sebuah lagu.
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu