Mohon tunggu...
Afzar Harianja
Afzar Harianja Mohon Tunggu... Lainnya - Bhumi

Bumi Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sehat dalam Sekejap

20 April 2024   16:42 Diperbarui: 20 April 2024   17:36 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEHAT DALAM SEKEJAP

 

          Akibat Stres.......

 

Dr. Setiawan (baca juga Ilmu Medis dan Meditasi, yang merupakan dialog antara Anand Krishna dan Dr. Setiawan, seorang ahli syaraf), seorang teman di Ashram yang pernah saya kutip sebelumnya, menyimpulkan :

Pada dasarnya, stress terjadi bila manusia berada dalam keadaan yang tidak sesuai atau bukan, maunya

Dengan “keadaan yang tidak sesuai atau bukan maunya” yang dimaksudkan adalah keadaan yang tidak diinginkan, yang tidak sesuai dengan harapannya. Pertanyaannya adalah “Dapatkah kita membebaskan diri dari keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan kita ?”

Siapa yang menginginkan tawuran para pelajar di jalan raya? Siapa yang menginginkan kemacetan di Bundaran HI yang disebabkan oleh demonstarai? Siapa yang menginginkan pembantaian, perkosaan dan penjarahan? Anda tidak menginginkan, saya pun tidak – TETAPI kita harus menghadapainya.

Menurut Dr. Setiawan, dalam keadaan fisik yang lemah atau sakit, anda bisa mengalami stress. Begitu pula jika anda melakukan olahraga berat. Selain keadaan-keadaan fisik yang bisa memicu stress, masih ada juga keadaan-keadaan mental emosional  yang bisa menjadi pemicu. Misalnya takut, kecawa, cemas, tidak nyaman, gelisah dan lain sebagainnya.

Pendapat Dr. Setiawan memang tepat sekali. Penelitian yang dilakukan di Duke University Medical Center selama lima tahun, dan terhadap 126 kasus, membuktikan bahwa stress yang disebabkan oleh keadaan-keadaan mental emosional jauh lebih berbahaya daripada stres yang disebabkan oleh keadaan fisik.

Mengomentari hasil penelitian yang dulakukan oleh Duke University, Dr. Basil Margolis dari Saint Joseph’s Hospital menulis di web berikut : http://cnn.com/HEALTH/9606/04/afm/stresfulheart/treadmil.lrg.jpg

Certainly we all experience stress to some degree or another…the big question, “How we handle it”. Some of us are better at handling stress…So far we have only been directing patients who we’ve identified as specific stress problems to the stress management program…What I think we as physicians should be doing now is subjecting all our patients to stress modifications

 

Sedikit banyak, kita semua mengalami stress…yang menjadi persoalan adalah car akita menanganginya..ada yang bisa menangani dengan lebih baik…selama ini, kita hanya mengarahkan segelintir pasien untuk mengikuti  program manajemen stress…sebagai dokter, saya piker kita harus mengarahkan setiap pasien untuk mengolah stress.

Tetapi, sebelum mulai mengolahnya, kita harus tahu persis apa yang akan kita olah. Apa yang terjadi sehingga membutuhkan pengolahan?

Dr. Setiawan menjelaskan :

Dalam keadaan stress, Hypothalamus di otak memproduksi hormon dan neuron  transmitter tertentu, yang melalui aliran darah  dan transmisi impuls saraf autonomy sympatis, merangsang kelenjar suprarenal. Akibatnya, terciptalah Norepinephrine (NE), Epinephrine (E) dan Hormon Cortisol. Dan Tubuh pun bergejolak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun