Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Tak Lekang oleh Waktu

26 November 2024   14:57 Diperbarui: 26 November 2024   15:02 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa harus di sini? Kan banyak tempat kosong di sana," ketusnya melirikku sebentar dan berpaling ke selembaran kertas di tangannya.

"Tapi ini bangku milikku. Apa kamu sudah nyaman duduk pada kepunyaanku?" Tanyaku mencoba menarik perhatiannya. Tapi memang benar bangku ini berbeda dari bangku lain yang ada di taman. Tidak terlalu panjang hanya muat untuk dua orang yang mana aku benar-benar membawa bangku ini sendiri dan menaruhnya.

"Guyon sekali. Bagaimana mungkin ini milikmu dan bukan milik kampus. Aku juga sudah nyaman di sini. Silakan cari tempat yang lain saja dan jangan menggangguku lagi." Ia lagi-lagi dengan nada ketusnya.

"Baiklah, aku akan duduk di bangku yang lain."

Beberapa saat kemudian aku datang lagi ke tempat di mana wanita tersebut berada. Namun kali ini datang dengan membawa bangku sendiri yang kupinjam dari tukang mie ayam yang mangkal di dekat sini.

"Halo, nona aku duduk di sini." Sambil melambai ke arahnya dengan senyuman meledek. Jarak kami hanya satu meter saja. Sementara ia memalingkan wajahnya, entah kepalanya sedikit bergetar dan aku rasa ia sedang terkekeh.

Setelah itu kami hanya sibuk masing-masing. Seperti saling ada tetapi juga saling mengabaikan.

Keesokan harinya setelah kelasku selesai, aku langsung menuju perpustakaan untuk meminjam beberapa buku yang harus digunakan sebagai referensi sebuah tugas. Perpustakaan di sini cukup baik, secara luas dan cukup banyak koleksinya juga. Meskipun seperti biasa tetap sepi atau memang sumber pengetahuan itu selalu dikutuk oleh kesepian dan hanya pejalan-pejalan sunyi saja yang dapat memasukinya? Entahlah. Tapi sebelum mengambil buku tujuanku, aku tak sengaja meraih tangan seseorang--yang sepertinya kami sama-sama membutuhkan buku ini.

"Maaf, saya membutuhkan buku ini," kataku spontan agar tak terjadi situasi yang lebih canggung.

"Aku juga butuh untuk tugas."

Sebelum melirik, suara itu sepertinya tidak terlalu asing. Dan ternyata itu wanita yang kemarin kugoda di taman. Ternyata ia juga sepertinya mendapat tugas dari dosen yang sama. Sangat kebetulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun