Euro menyitratkan fenomena baru, bahwa superpower tidak harus satu negara, ia bisa kumpulan dari beberapa negara, tapi dengan satu visi dan kepentingan. Bila negara-negara anggota OKI, misalnya, bersatu seperti yang ditunjukkan negara-negara Eropa yang bergabung dan euro, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi salah satu pusat tata moneter baru dengan gold dinar sebagai alat pembayaran internasional.
Mungkin banyak kalangan yang meragukan skenario anggota OKI bisa bersatu dengan common currency. Ini masuk akal, mengingatkan tipikal negara-negara anggotanya masih belum siap berkorban untuk kepentingan jangka panjang. Kalaupun OKI secara politis tidak dapat melecut dirinya untuk memperjuangkan emas sebagai jangkar mata uang, akan ada pihak lain yang melakukannya.
Ini seperti sebuah keniscayaan. Seperti disinggung di awal, berabad-abad emas telah mebuktikan diri sebagai uang universal. Alat pembayaran yang akan menjaga problema inflasi. Sehingga ekonomi yang dibina pun tidak bersifat bubble economic layaknya diciptakan fiat money yang sewaktu-waktu bisa pecah. Bila waktu akhirnya membuktikan bubble economic itu benar-benar pecah berantakan, sulit membayangkan di atas puing-puingnya dibangun lagi sistem yang sama yang gagal menciptakan ekuilibrium ekonomi.
 Afrista Sari
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H