Mohon tunggu...
Afrista Sari
Afrista Sari Mohon Tunggu... Sales Desk Associate -

Menulis apa yang dilihat, dirasa, dan dipahami.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar Dirham

8 Januari 2016   13:39 Diperbarui: 8 Januari 2016   13:54 2322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
QS. Al Kahfi ayat 19

Dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

QS. Yusuf ayat 20

 
Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.
QS. Ali Imran ayat 75
 
Di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi Kami terhadap orang-orang ummi. mereka berkata Dusta terhadap Allah, Padahal mereka mengetahui.
Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)
”Dinar dengan dinar, tidak ada kelebihan antara keduanya (jika dipertukarkan); dan Dirham dengan Dirham dan tidak ada kelebihan diantara keduanya (jika dipertukarkan).”
Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)
”Uang logam perak jumlahnya di bawah lima auqiyah tidak ada kewajiban zakat atasnya.”

Keuntungan Sistem Uang Emas

Keuntungan sistem uang emas jika dibandingkan dengan sistem uang kertas maupun sistem-sistem yang lain adalah, adalah secara pasti uang emas bersifat internasional. Di mana keuntungan semacam ini tidak dimiliki oleh sistem-sistem uang lain.
Dunia secara keseluruhan telah mempraktikan sistem uang emas dan perak, sejak ditemukannya uang hingga Perang Dunia I. Yang ketika itu belum dikenal sistem yang lain selain kedua sistem mata uang tersebut. Akan tetapi, ketika para imperialis membuat tipu daya melalui imperialiasasi ekonomi dan kekayaan, maka mereka mempergunakan uang sebagai salah satu sarana imperialisasi. Mereka kemudian merubah sistem uang emas emas tersebut ke dalam sistem uang lain. Mereka menganggap tabungan bank dan flat money, yang disandarkan kepada emas atau perak itu merupakan nilai banyaknya uang. Begitu pula mereka menganggap emas dan perak sebagai nilai banyaknya uang.
Dari sinilah, maka diperlukan penjelasan tentang manfaat sistem uang emas. Dan di antara manfaat yang paling penting adalah sebagai berikut :

  1. Sistem uang emas akan mengakibatkan kebebasan pertukaran emas, mengimpor dan mengekspornya, yakni masalah yang menentukan peranan kekuatan uang, kekayaan dan perekonomian. Dalam kondisi semacam ini, aktivitas pertukaran mata uang tidak akan terjadi karena adanya tekanan dari luar negeri sehingga bisa mempengaruhi harga-harga barang dan gaji para pekerja.
  2. Sistem uang emas, juga berarti tetapnya kurs pertukaran mata uang antarnegara. Karena tetapnya kurs pertukaran mata uang tersebut, maka akan menyebabkan meningkatnya perdagangan internasional. Sebab, para pelaku bisnis dalam perdagangan luar negeri tidak takut bersaing. Karena kurs uangnya tetap, maka mereka tidak khawatir dalam mengembangkan bisnisnya.
  3. Dalam sistem uang emas, bank-bank pusat dan pemerintah, tidak mungkin memperluas peredaran kertas uang, karena secara umum kertas uang tersebut bisa ditukarkan menjadi emas dengan harga tertentu. Sebab, pemerintah-pemerintah tertentu khawatir jika memperluas peredaran kertas tersebut, justru akan menambah jumlah permintaan akan emas, sementara pemerintah sementara pemerintah tidak sanggup menghadapi permintaan tersebut. Oleh karena itu, untuk melindungi kertas uang yang dikeluarkan serta sikap hati-hati pemerintah terhadap emas, pemerintah tersebut akan melakukan penimbunan (uang emas).
  4. Tiap mata uang yang dipergunakan di dunia, selalu dibatasi dengan standar tertentu yang berupa emas. Dan pada saat itu pengiriman barang, kekayaan dan orang dari satu negara ke negara lain, menjadi sedemikian mudah. Sehingga masalah potongan serta kelangkaan uang bisa dihilangkan.
  5. Tiap negara akan menjaga kekayaan emas, sehingga tidak akan terjadi pelarian emas dari suatu negara ke negara lain. Dan negara pun tidak akan memerlukan kontrol sekecil-kecilnya untuk melindungi kekayaannya. Sebab, kekayaan tersebut tidak akan ditransfer dari negara tersebut kecuali karena adanya alasan yang sah menurut syara’, yakni adakalanya untuk membayar barang atau gaji para pekerja.


Kontroversi Penggunaan Uang Emas dan Perak 

  1. Jumlah Emas yang Kurang?
    Ada yang menyatakan bahwa jumlah emas yang pernah ditambang dan diproduksi hanya 142 metrik ton atau senilai 4,5 trilyun US$ (jika harga emas per kg = 32.500 US$). Menurut mereka jumlah itu kurang. Padahal jika dibagi untuk 7 milyar manusia, maka tiap manusia mendapat sekitar Rp. 5,85 juta atau 20 gram emas. Tiap keluarga (suami-istri+2 anak) berarti punya Rp. 23,5 juta. Itu baru dari emas. Belum dari uang perak dan tembaga. Karena Islam tidak hanya memakai emas. Tapi juga perak (Dirham) dan tembaga (Fulus) untuk mata uangnya. Jika digabung dengan uang perak dan tembaga, tiap keluarga bisa memiliki uang senilai Rp. 70 juta. Itu sudah jauh dari mencukupi mengingat dalam Islam uang itu berfungsi sebagai alat tukar/jual-beli. Bukan untuk disimpan. Stabilitas uang Dinar dan Perak sebagaimana ditunjukkan di atas, berdasarkan hukum Supply and Demand menunjukkan bahwa jumlahnya stabil/sesuai pertumbuhan jumlah penduduk. Tidak kurang. Tidak juga berlebih.
  2. Membawa Uang Emas Repot dan Berat?
    Ada yang bilang kalau bawa uang emas repot dan berat. Memang berapa banyak uang yang dia bawa? Sebagai contoh, berat uang kertas sekitar 1 gram. Jadi dengan membawa 1 gram uang kertas, paling banyak Kita membawa Rp. 100.000. Sementara 1 gram emas itu harganya sekitar Rp. 450.000. Artinya jika untuk membawa uang Rp. 100 juta Kita harus membawa 1 kg uang kertas Rp. 100.000. Dengan membawa uang emas Kita cukup membawa 0,22 kg uang emas saja. Tapi jarang ada orang yang mau membawa uang Rp. 100 juta di dompetnya.
  3. Emas dan Perak Tidak Cocok untuk Jadi Mata Uang?
    Sebenarnya emas dan perak sudah dijadikan mata uang di berbagai dunia selama ribuan tahun. Bahkan AS sendiri menggunakan emas sebagai jaminan uang kertas mereka hingga 40 tahun lalu. Saat Presiden AS Nixon mencabut emas sebagai jaminan di bulan Agustus 1971, baru uang Dollar AS benar-benar menjadi Fiat Money. Uang kertas yang tidak dijamin emas ataupun perak. Nilainya ditentukan oleh para spekulan pasar. Jadi baru 40 tahun terakhir saja dunia hidup dengan uang kertas Fiat Money.
    Celakanya kaum Yahudi melalui keluarga Rothschild dan Rockefeller memegang Bank Sentral AS The Fed, dan berbagai Bank Sentral di seluruh dunia. Dengan cara itu, mereka bisa mencetak kertas yang tidak berharga menjadi uang yang dianggap bernilai. Hanya mereka yang berhak mencetak uang. Ada pun pihak lain, meski menggunakan tinta dan kertas yang sama atau lebih mahal, tetap dianggap uang palsu dan merupakan kejahatan. Dengan uang itu mereka membiayai kampanye para politikus/kandidat presiden sehingga bisa jadi boneka mereka. Dengan uang itu mereka bisa membeli berbagai perusahaan dan menguasai kekayaan alam di seluruh dunia.
  4. Mata Uang Emas dan Perak Hanya Mata Uang Islam?
    Sebetulnya mata uang emas dan perak dipakai di seluruh dunia di berbagai zaman. Bukan hanya di kalangan Muslim. Sebagai contoh di Alkitab ditulis:
    Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah !” (Kisah Para Rasul 3:6).
    Pada beberapa versi lain, kata “Emas dan Perak” langsung diterjemahkan sebagai uang atau uang emas dan uang perak. Di lagu “London Bridge is Falling Down” juga ditulis “Gold and Silver I have none”. Jadi emas dan perak yang merupakan logam mulia yang
    berharga merupakan mata uang yang universal. Kekaisaran Romawi biasa memakai emas, perak, dan perunggu sebagai mata uang mereka. Bahkan nama uang Romawi, Denarius, mirip dengan nama uang Dinar.
  5. Bagaimana dengan Negara yang Tidak Punya Tambang Emas atau Perak?
    Ada orang yang menganggap penggunaan mata uang emas dan perak tidak praktis bagi negara-negara yang tidak memiliki tambang emas dan perak. Ini keliru. Buktinya negara-negara seperti Singapura dan Jepang yang nyaris tidak memiliki tambang emas dan perak, mereka tetap punya banyak emas dan perak. Wanita-wanita mereka tetap bisa mengenakan cincin dan kalung emas. Ini karena mereka bisa menjual produk/jasa yang mereka miliki sehingga mereka bisa mendapatkan emas dan perak.
    Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdangan Internasional
    Untuk menjadikan dinar sebagai mata uang global diperlukan berbagai langkah dan strategi. Kehadiran dinar dalam sistem perdagangan dan moneter dunia dimaksudkan untuk menggantikan uang fiat dan menjadikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk menghindari dominasi perekonomian negara-negara maju. Untuk menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian diperlukan beberapa penerapan dinar secara bertahap, langkah demi langkah bukan dengan perubahan secara drastis.

Salah satu langkah yang dilakukan dalam penerapan dinar tersebut adalah dengan menjadikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan barang dan jasa internasional, baik perdagangan multilateral maupun bilateral.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan dinar dalam perdagangan internasional, antara lain:

  1. Peran Dinar dalam Perdagangan
    Penggunaan dinar tidak ditunjukan untuk menggantikan peran mata uang domestik, tetapi hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan barang dan jasa luar negeri. Uang domestik tetap diperlukan sebagai alat transaksi domestik. Dinar tidak diwujudkan dalam bentuk fisik, tetapi diukur dalam ukuran harga emas. Jika satu dinar sama dengan satu ounce emas dan satu ounce emas setara dengan $290, maka satu dinar sama dengan $290. Emas tersebut bisa dihargakan dengan nilai mata uang negara lain yang ditetapkan oleh kedua negara. Pembayaran tidak dilakukan dengan mentransfer dinar dari satu negara ke negara lain, tetapi hanya dengan mentransfer ekuivalen emasnya ke bank kustodian yang telah disepakati. Hal ini ditunjukan untuk menghindari kesulitan untuk mentransfer emas dalam bentuk fisik serta memberikan kemudahan bagi negara yang tidak memiliki sumber daya emas yang cukup.
  2. Penggunaan Emas Dinar
    Dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan multilateral dan bilateral. Perdagangan multilateral melibatkan beberapa negara dalam transaksi perdagangan seperti ekspor dan impor yang terjadi antara Malaysia dengan Arab Saudi dan Indonesia. Sedangkan transaksi bilateral melibatkan dua negara dalam perdagangan barang dan jasa, seperti perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia. Perdagangan bilateral tidak hanya terbatas pada negara yang ada dalam satu regional, tetapi bisa juga dengan negara yang berada di luar regionalnya, seperti perdagangan antara Indonesia dengan Australia atau Indonesia dengan Amerika Serikat.

Urgensi Penggunaan Dinar dan Dirham dalam Sistem Ekonomi

Penggunaan dinar maupun dirham merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia yang menggunakan uang fiat. Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang stabil yaitu dinar ataupun dirham. Pada tahun 1250 M/ 648 H di negara Mesir, dinar yang dijadikan sebagai dasar moneter pernah dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus yaitu uang campuran dari kuningan dan tembaga.

Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh kondisi perekonomian yang buruk telah menyebabkan harga yang tidak stabil. Untuk mengatasi hal tersebut Al-Maqrizi (768-845 H) dalam bukunya Ighosatul Ummah bi Kasyfil Ghummah menjelaskan kondisi tersebut secara terperinci serta memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu itu. Di antara pemikiran Al-Maqrizi tersebut adalah:
1. Hanya dinar dan dirham yang dapat digunakan sebagai uang
2. Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)
3. Membatasi uang fulus
Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, dinar dan dirham harus kembali digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah para pekerja. Untuk mendukung penggunaan dinar dirham tersebut maka pemerintah harus menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money) serta membatasi penggunaan uang fulus hanya untuk transaksi dalam skala kecil dan hanya untuk transaksi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan dinar dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti perdagangan luar negeri dan transaksi domestik lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun