Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - BINUSIAN

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Obrolan di Kamar Kos

28 Mei 2020   02:45 Diperbarui: 28 Mei 2020   05:08 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku masih bingung dan Firman kembali menatapku dengan sinyal yang satu frekuensi.

"Sudah dari awal semester lalu Abang berada di titikmu itu. Penat, malas, bingung dan ujungnya apa? Semua Abang abaikan karena gairah untuk menyelesaikan tugas pun nggak ada. Kalau pun ada, pasti nggak akan maksimal. Jadi, ya udah, nggak Abang paksa otak Abang satu-satunya. Hahaha" jelas lelakiku sembari beranjak mencari rokoknya di laci.

"Buka pintunya, Yang!" perintahnya padaku yang kemudian aku turuti. "Yang", potongan dari kata sayang yang dia gunakan untuk memanggilku.

Firman terdiam. Aku mengambil laporan praktikumnya yang bercecer di lantai dan meletakannya di meja. Lelakiku duduk di lantai dekat pintu sembari menikmati kepulan demi kepulan asap rokok yang dihisapnya.

"Kalian kenapa bisa demot sampai segininya, sih?" celetukku yang kembali duduk menyebelahi lelakiku.

"Apa demot?" tanya lelakiku.

"Demotivation, semacam kehilangan motivasi belajar, Bang!" jelasku.

Tak ada respons dari kedua lelaki yang sedang berada dalam satu ruangan denganku. Keduanya sibuk beradu tarikan napas sambil menampakkan wajah berpikir.

"Kau, Dik! Kenapa bisa kek gitunya?" tembakku ke Firman.

"Capek, Kak. Bosan aku dengan laporan praktikum yang tidak ada hentinya. Belum lagi tugas lain yang benar-benar menekan pikiranku, Kak!" jawabnya.

Mataku berpindah pandang ke arah lelakiku yang sepertinya paham bahwa aku tengah menunggu jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun