Mohon tunggu...
Asri Wijayanti
Asri Wijayanti Mohon Tunggu... Konsultan - Penyintas Autoimun, Konsultan Komunikasi

Perempuan asal Semarang, penyintas autoimun, pernah bekerja lembaga internasional di Indonesia dan Myanmar, di bidang pengurangan risiko bencana. Saat ini bekerja sebagai konsultan komunikasi di sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang kependudukan dan kesehatan reproduksi. Alumni State University of New York di Albany, AS, Departemen Komunikasi. Suka belajar tentang budaya dan sejarah, menjelajah, dan mencicipi makanan tradisional. Berbagi cerita juga di www.asriwijayanti.com.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Masa dan Asa

3 Oktober 2015   08:08 Diperbarui: 3 Oktober 2015   09:01 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2009, aku akhirnya mendapat beasiswa untuk belajar di Michigan. Aku segera mengkontak Asa. Mengajaknya bertemu di New York City.

“Maaf Masa, aku sudah bersama dengan seseorang. Kurasa tidak bijak kalau aku menemuimu.”, balasnya singkat.

Kami tetap berteman di media sosial. Aku memantaunya tiap hari, meski dadaku dibakar cemburu, melihat foto-foto Asa di sana, bersama pacarnya yang ganteng dan kandidat Doktor itu. Hingga suatu hari di awal tahun 2011, aku tersadar, Asa tak pernah lagi memasang foto-foto bersama pria itu.

*****

Aku bertunangan dengan Guillome, tapi sampai tahun 2006 saja. Mendekati tanggal pernikahan, aku merasa ada yang salah. Aku tak berani meneruskan rencana pernikahan kami, lalu meninggalkannya.

Setelah meninggalkan Guillome, aku ke Tokyo lagi, mencoba menemui Masa. Lima hari berturut-turut, aku kembali berdiri di depan kantornya di Aoyama. Saat itu Tokyo sedang didera hujan. Seperti sebelumnya, ia menolak menemuiku.

Tahun 2008 aku mendapat  beasiswa ke Amerika. Di sana aku bertemu dengan Andrés, seorang pria Argentina cerdas, yang katanya jatuh cinta padaku pada pandangan pertama. Ia sangat pencemburu, dan berulang kali menyakitiku.

Di tahun 2009, Masa mengajakku bertemu. Aku menolaknya. Tahun 2010, pria Argentinaku mulai tak setia. Aku meninggalkannya.

Tiap tahun aku masih mengirim ucapan selamat ulang tahun untuk Masa. Entahlah. Aku telah membuatnya jadi kebiasaan hingga aku takut tahunku tak akan terasa sempurna kalau aku tak melakukan itu. Hingga di tahun 2011, setelah ucapan ulangtahun yang kukirimkan, ia menulis e-mail balasan terpanjang yang pernah kutahu.

“….Aku meminta maaf atas ketidak-pedulianku. Sebelas tahun, dan aku akhirnya belajar sesuatu: di saat-saat sedihku, ingatan tentangmu selalu datang. Kenangan tentangmu selalu membuatku tersenyum. Pesan-pesanmu, yang tak pernah kubalas, mengingatkanku bahwa ada orang yang selalu ada dan tak pernah melupakanku. Sebelas tahun, aku baru sadar bahwa cuma kamu yang bisa membuatku merasa seperti itu. Yang menyayangi aku dengan sesabar itu. Aku ingin menemuimu, mencoba mengenalmu lagi, dan mungkin, memulai sesuatu yang baru denganmu.”

Phuket, Juli 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun