Mohon tunggu...
Asri Wijayanti
Asri Wijayanti Mohon Tunggu... Konsultan - Penyintas Autoimun, Konsultan Komunikasi

Perempuan asal Semarang, penyintas autoimun, pernah bekerja lembaga internasional di Indonesia dan Myanmar, di bidang pengurangan risiko bencana. Saat ini bekerja sebagai konsultan komunikasi di sebuah lembaga internasional yang bergerak di bidang kependudukan dan kesehatan reproduksi. Alumni State University of New York di Albany, AS, Departemen Komunikasi. Suka belajar tentang budaya dan sejarah, menjelajah, dan mencicipi makanan tradisional. Berbagi cerita juga di www.asriwijayanti.com.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Masa dan Asa

3 Oktober 2015   08:08 Diperbarui: 3 Oktober 2015   09:01 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan itu juga tak pernah alpa mengirimkan kartu elekronik setiap 28 Maret. Menyampaikan ucapan selamat ulang tahun dan doa, yang selalu membuatnya tersenyum, dan selalu terasa ketulusannya.

Masa sudah tahu, Asa akan berada di Tokyo selama seminggu. Si Keras Kepala itu telah mengiriminya sebuah surat elektronik, mengabarinya. Asa terpilih untuk mewakili negaranya di sebuah konferensi internasional di Tokyo. Ia menjadi pembicara di sana, dan menjalankan misi rahasianya; menemukan Masa.

Paris, September 2004

“Masa sudah bertunangan. Ia akan menikah tahun depan.”

Yoriko, peserta workshop dari Jepang, yang mengenal Masa menyampaikan kabar dengan ringan, saat Asa menanyakan kabar Masa. 

Asa menarik nafas. Sudah hampir lima tahun ia menanti Masa. Tampaknya, saat menyerah telah tiba. Tiga bulan berikutnya, Asa menerima ajakan Guillome, pria Perancis baik hati yang dikenalnya di workshop Paris. Ia memulai pelajaran tentang romansa.

2011

Aku tak melanjutkan pertunanganku. Aku selalu membandingkan tunanganku dengan Asa, dan kami terlalu sering bertengkar untuk hal-hal yang sepele.

Asa kembali berusaha menemuiku di Tokyo. Ia selalu datang di saat yang salah. Waktu itu aku punya kekasih baru. Aku kembali menolak menemuinya. Sekali lagi ia berhasil membuatku merasa miris, melihatnya dari jendelaku, yang buram dihajar hujan deras.

Aku memang akhirnya menikah dengan perempuan yang kukencani di bulan Mei 2008. Itu karena desakan Oka-san, yang tengah sakit parah. Di bulan yang sama, aku mendengar Asa mendapat beasiswa ke New York. Aku merasa kalah dua set pertandingan sekaligus: aku gagal mendapatkan perkawinan yang ideal, dan aku gagal melanjutkan studi karena sibuk membenamkan diri di pekerjaanku.

Setelah Oka-san meninggal, aku menceraikan istriku. Setelah semua hubungan yang tak berhasil, dan perkawinan yang sangat buruk, aku sadar, tiap hari aku masih merindukan Asa. Ia satu-satunya yang membuatku merasa damai. Ia memenuhi benakku dengan imaji kebahagiaan. Aku ingin mengejarnya. Ia seperti bintang yang kini bersinar sangat terang. Aku harus berlayar ke arahnya. Sepertinya ia juga telah memenuhi standar calon istri yang pantas untukku. Aku ingin menuntaskan rasa yang sampai kini tertunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun