Disamping itu, tidak sedikit pula orang tua yang merasa sudah memberikan segala hal termasuk harta dan kekayaan kepada anak-anak mereka, berharap anak-anak mereka akan tumbuh dengan baik, tetapi tanpa disadari terdapat banyak sekali hal yang terhilang dari apa yang dirasakan anak-anak.Â
Banyak anak-anak yang memiliki kebutuhan sangat tercukupi, tetapi dari segi kasih sayang dan perhatian orang tua, anak-anak tersebut masih sangat membutuhkan.Â
Oleh sebab itu, saya sangat mendukung pentingnya psikoedukasi kepada pasangan yang hendak menikah terkait pola asuh dan perkembangan anak sehingga dalam membangun rumah tangga akan terciptanya keluarga yang harmonis dan anak-anak tumbuh serta berkembang dengan baik.Â
Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu memahami apa yang menjadi alasan utama pentingnya psikoedukasi kepada pasangan yang hendak menikah.Â
Pada dasarnya, mereka yang memiliki rancangan matang terkait pernikahan adalah mereka yang berada pada tahapan dewasa awal yaitu pada usia 18-40 tahun.Â
Secara umum masa dewasa awal adalah masa dimana seseorang akan mencari, menemukan, memantapkan, dan masa reproduktif yang ditandai dengan banyaknya masalah dan ketegangan emosional.Â
Disamping itu, pada masa dewasa awal akan semakin banyak tantangan dan tuntutan bagi mereka untuk kedepannya, diantaranya mendapatkan pekerjaan, memilih teman hidup, membentuk keluarga, membesarkan anak-anak, serta bergabung dalam kelompok sosial.Â
Namun, salah satu tantangan besar di dalam masa dewasa awal adalah membangun rumah tangga. Terdapat banyak hal yang perlu dipertimbangkan seperti perekonomian hingga pemilihan jumlah anak di dalam suatu keluarga menjadi pertimbangan yang berat.Â
Oleh sebab itu, persiapan sepasang kekasih tidak dapat dilepaskan terhadap kaitannya dengan bagaimana perkembangan dan pola asuh yang akan mereka berikan kepada anak-anak mereka kelak.Â
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang sepatutnya atau bahkan mereka mengalami maltreatment atau penganiayaan.Â
Maltreatment atau penganiayaan disini tidak hanya berkaitan dengan kekerasan fisik yang diterima anak, tetapi termasuk pengabaian dan bentuk kekerasan verbal dan lainnya.Â