"Permisi, Pak," kata perempuan itu. "Bolehkah saya berlindung di sini?"
"Silakan, masuklah," jawab Pak Jaya. "Ada apa, Nak?"
"Saya tersesat di hutan, Pak," jawab perempuan itu. "Saya sedang mencari jalan keluar, tapi saya tidak tahu arah."
"Tenang, Nak," kata Pak Jaya. "Duduklah dulu, minumlah kopi."
Pak Jaya menuangkan kopi untuk perempuan itu. Perempuan itu menerima kopi dengan tangan gemetar. Dia menghirup aroma kopi yang harum, dan menyesapnya perlahan. Kopi pahit, namun terasa hangat di tenggorokan, seperti pelukan hangat di pagi hari.
"Terima kasih, Pak," kata perempuan itu. "Kopi ini menenangkan."